Anak Kembar Siam
Kembar Siam Putri dan Dewi Bertanya, ''Badan Ayah Begitu, Tapi Kakak dan Adek Begini''
Sebelum tiba di RSHS Bandung pada Jumat (25/8/2017) lalu, Iwan sempat berikhtiar untuk membuat kondisi fisik kedua putrinya lebih baik.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Kisdiantoro
Putri dan Dewi lahir pada 29 Oktober 2013. Bahkan, 45 hari setelah kelahiran sang bayi, Yani belum mengetahui kenyataan berat yang ia hadapi.
Sebab, sang bayi masih diisolasi di rumah sakit tersebut.
"Di USG kelihatan, saya tutupin dari istri saya. Saya sama dokter kompak lah begitu.
Namun, sekarang istri saya sudah ikhlas dan menganggap punya satu bayi saja, " kata Iwan saat ditemui di RSHS Bandung, Senin (28/8/2017).
Sebelum tiba di RSHS Bandung pada Jumat (25/8/2017) lalu, Iwan sempat berikhtiar untuk membuat kondisi fisik kedua putrinya lebih baik.
Sesaat setelah kelahiran, Putri dan Dewi sempat dibawa ke RSUD Kijang lalu dirujuk ke RS Angkatan Laut dan RS Awal Bros Riau.

Putri dan Dewi kembali dirujuk ke RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Dari kunjungan ke sejumlah rumah sakit, Iwan dan Yani tak mendapat hasil memuaskan.
Dia pun memutuskan untuk merawat Putri dan Dewi seadanya lantaran kehabisan biaya.
"Pada 2016 dibawa pulang ke Garut. Tapi pihak RSCM saat itu menyarankan untuk mendatangi RSHS Bandung, karena RSHS katanya sudah pengalaman menangani pasien kembar siam, " ujar Iwan yang kini berprofesi sebagai buruh serabutan itu.
Akhirnya Iwan mendapat respons positif dari pihak RSHS Bandung. Dia pun sadar jika pemisahan tubuh Putri dan Dewi tak bisa dilakukan.
Namun, dia meminta agar pihak RSHS bisa memotong satu dari tiga kaki yang dianggap menghalangi mobilitas putrinya.
"Vonisnya enggak bisa dipisah. Nah sekarang ada istilah kedokteran aksesoris kaki tambahan ketiga, kita minta dipotong saja karena Putri dan Dewi suka ngeluh sakit," tuturnya.
Keterbatasan fisik tak menghalangi Putri dan Dewi untuk beraktivitas.
Iwan mengatakan, Putri dan Dewi sangat aktif dan punya rasa ingin tahu yang tinggi.