HUT Kemerdekaan RI
5 Kejadian Tragis saat Memperingati HUT RI, Nomor 3 Paling Sedih, Nomor 6 Bersimbah Darah
Niat hati merayakan hari kemerdekaan, 5 orang ini justru harus kehilangan nyawa mereka. Nomor 3 paling sedih, nomor 5 paling mengerikan.
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
TRIBUNJABAR.CO.ID - Euforia peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia sudah mulai terasa di setiap awal bulan Agustus.
Jalanan mulai dihiasi ornamen-ornamen merah putih, bendera kecil dipasang di rumah warga, hingga gapura kampung dicat kembali agar lebih menarik.
Berbagai rangkaian perlombaan pun digelar untuk memeriahkan HUT RI ini.
Mulai dari panjat pinang, balap karung, lomba kelereng, hingga pertandingan sepak bola bapak-bapak menggunakan daster.
Namun sayang, di dalam pelaksanaannya ada kejadian yang malah berujung duka.
Niat hati merayakan hari kemerdekaan, lima orang di bawah ini justru harus kehilangan nyawa mereka.
1. Ingin Kibarkan Merah Putih di Puncak Gunung
Impian Jayadi untuk dapat mengibarkan bendera merah putih di puncak Gungung Nepo, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan tak terwujud.
Pendaki asal Kota Parepare, Sulawesi Selatan itu tewas sebelum mencapai puncak, Minggu (16/8/2015).
Melansir dari Kompas.com, Jayadi dan ketiga temannya terhenti di peristirahatan ketujuh.
"Pada peristiratan yang ketujuh, sebelum mencapai puncak gunung, Jayadi mengaku capek dan terlihat sesak. Jayadi kemudian berbaring, dan akhirnya tak sadarkan diri," kata Sulyadi, teman yang ikut mendaki bersama Jayadi.
Jayadi yang merupakan guru honorer SD Negeri 48 Parepare itu sempat membuat status BBM berisikan keinginannya untuk menaklukkan puncak Nepo.
Malahan sebelum mendaki, Jayadi sempat meminjam baju loreng kepada keluarganya yang tentara untuk dipakainya saat menjadi Gunung Nepo.
2. Meninggal Usai Pentas Drama Teatrikal
Emita Sari (17), siswa SMAN Kota Padang menghembuskan napas terakhirnya usai pentas drama teatrikal.
Drama teatrikal tersebut digelar dalam rangka memperingati 70 tahun Kemerdekaan Indonesia di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, Senin (17/8/2015).
Emita Sari merupakan satu pemain drama kolosal peringatan HUT RI yang digelar di sekolahnya.
Emita meninggal dunia diduga karena penyakit yang ia derita.
3. Paskibraka Meninggal Jelang Upacara 17 Agustus

Kabar duka terbaru terkait 17 Agustus datang dari Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kecamatan Mangkutana, Luwu Timur, Aritya Syamsuddin (17), meninggal dunia tiga hari jelang pengibaran bendera HUT RI ke-71.
Melansir dari Tribun Timur, Aritya sempat dirawat selama dua malam di rumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir, Selasa (15/8/2017) sekitar pukul 01.30 wita.
Putri dari Staf Kantor Camat Mangkutana itu masih mengikuti latihan lima hari jelang pengibaran bendera.
Namun, Minggu (13/8/2017) dinihari, Aritya dilarikan ke rumah sakit karena sesak napas.
Puluhan anggota paskibra terlihat menggotong dan mengiringi keranda Aritya menuju pemakaman.
Yang paling membuat pilu adalah Aritya meninggal dunia dua hari selepas ia merayakan ulang tahun ke-16.
Ketika berada di rumah sakit, Aritya sempat mengunggah sebuah status ke Facebooknya.
Ia menuliskan kerinduannya untuk kembali latihan dengan teman-temannya.
"PENGEN pulang ke rumah, Aknes rindu latihan. Saya tidak mau di rumah sakit. Ya Allah, cepat sembuhkan saya dari penyakit ini."
4. Terjatuh saat Panjat Pinang
Lomba panjat pinang di Medan, Sumatera Utara, yang harusnya menghibur warga malah berakhir duka.
Indra Syahputra terjatuh dari pohon pinang yang ia panjat, Minggu (17/8/2014).
Saat itu Indra sedang berada di ketinggian sekira lima meter sambil mendekap pohon pinang yang dilumuri minyak kelapa.
Namun nahas, temannya yang hendak memanjat ke atas kehilangan keseimbangan dan menarik baju Indra hingga menyebabkan dia terjatuh.
Indra sempat mendapat perwatan di rumah sakit, namun dua hari pascakejadian, remaja itu meninggal dunia.
5. Ditusuk dari Belakang
Sahrian (36) warga Desa Hayaping, Kecamatan Awang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah tiba-tiba jatuh usai mendapat tusukan dari belakang oleh JN (27), Rabu (16/8/2017).
Melansir dari Banjarmasin Post, saat itu sedang dilaksanakan lomba balap karung di RT 06 Desa Hayaping dalam rangka memeriahkan HUT ke-72 Republik Indonesia.
Usai terjadi penusukkan, warga kocar-kacir dan berhamburan, susana pun menjadi gaduh.
Sahrian meninggal dunia di lokasi kejadian dalam kondisi bersimbah darah di hadapan ratusan warga.
Motif pelaku masih belum diketahui dan kasus tersebut sedang didalami oleh polisi.
"Memang ada pembunuhan dan pelaku sudah diamankan. Kini diperiksa oleh penyidik. Demikian pula dengan saksi-saksi," ujar Kapolres Bartim AKBP Raden Petit Wijaya SIK.