Tol Cisumdawu
EKSKLUSIF-- Terkait Proyek Tol Cisumdawu, Warga Sejak Lama Nantikan Penggantian Lahan
"Pengukuran tanah sudah ada sejak Desember 2016. Sering dijanjiin tapi enggak pernah terealisasi," ujar Hamim kepada Tribun
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Tim Liputan Tribun Jabar
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- Ketua RT 01/13 Kampung Cilengsar, Desa Cigendel, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Hamim (60), mengatakan warga sudah menantikan penggantian lahan sejak lama untuk digunakan mencari lahan baru.
"Pengukuran tanah sudah ada sejak Desember 2016. Sering dijanjiin tapi enggak pernah terealisasi," ujar Hamim kepada Tribun saat ditemui di kediamannya, Minggu (6/8/2017).
Hamim mengatakan, mayoritas warga di Kampung Cilengsar sepakat menjual tanahnya seharga Rp 10 juta per tumbak (14 meter).
Dia berharap pemerintah bisa menyetujui harga tanah yang diinginkan oleh warga.
Kala Ridwan Kamil Berpantun, Begini Jadinya https://t.co/EYPV79X4H7 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 7, 2017
Dia meminta syarat sebelum melakukan pembayaran harus bermusyawarah membahas harga tanah itu.
"Yang kami takutkan itu nanti enggak ada musyawarah dan tanah harganya ditembak begitu saja dengan harga murah. Karena kan harganya juga belum deal. Warga penginnya Rp 10 juta per tumbak," katanya.
Ia menyebut total tanah milik warga yang akan dibebaskan lebih dari 5.000 meter persegi.
Hamim menyayangkan sudah ada pembangunan fisik di tanah milik warga yang belum mendapat pembayaran ganti rugi lahan yang akan dibebaskan.
Padahal seharusnya, kata dia, lahan milik warga yang digunakan untuk pembangunan dibayar terlebih dahulu.
Baca: Mantap! Nenek Berusia 95 Tahun Ini Akhirnya Lulus dan Raih Gelar Sarjana
"Yang di atas rumah saya itu ada tanah milik Bu Dedeh yang sudah diterasering atau di-trap. Itu belum dibayar. Menyayangkan saja sih. Ini pemerintah gimana. Kalau mau protes ke Satker Tol, kan bukan wewenang mereka soal pembebasan lahan dan pembayarannya. Harusnya kan ke pertanahan. Bingung jadinya," kata dia.
Apalagi, kata Hamim, menurut informasi yang ia terima, pengerjaan terowongan tersebut sebentar lagi akan berpindah ke sisi lainnya yang lokasinya tepat berada di lahan milik warga Kampung Cilengsar.
Anehnya belum ada sedikit pun pemberitahuan untuk melakukan pembayaran.
"Sebentar lagi terowongan yang di sebelahnya akan digali pas di lahan milik kami. Rumah saya ini tepat di atas lahan yang akan dijadikan terowongan. Aneh saja, sampai saat ini belum ada pembahasan untuk pembayaran pembebasan lahan. Makanya kami enggak akan pindah dulu sebelum dibayar," ujarnya.
Menurutnya, ada kabar burung terkait pembayaran lahan akan dilakukan pada 20 Agustus ini.
Tahukah Kamu di Mana Pramugari Tidur saat Dalam Pesawat? Tempatnya Sungguh Tak Terduga https://t.co/TzWskXMi0q via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 7, 2017
Hamim berharap, instansi yang berwenang terhadap pembebasan dan pembayaran lahan milik warga tersebut segera melakukan musyawarah.
Dengan begitu, imbuhnya, keresahan masyarakat tentang ketakjelasan pembayaran dan pembebasan lahan bisa berkurang.
"Ya, secepatnyalah. Apalagi kami ini terganggu dengan suara mesin yang setiap hari melakukan pembangunan terowongan itu. Tidur enggak nyenyak. Apalagi Kampung Cilengsar ini, kan, ada di atas pengerjaan terowongan lokasinya," ujar Halim. (*)
Interaktif
LAHAN warga di dekat pembangunan terowongan Tol Cisumdawu belum dibebaskan.
Apa komentar Anda? Ketik interaktif, tulis komentar, kirim via SMS ke 08157 3000 100. Atau sampaikan komentar Anda melalui facebook.com/tribunjabar.