Akhirnya Terkuak! Pengakuan Pengurus Musala Soal MA yang Dibakar Massa karena Diduga Curi Amplifier
Rojali merupakan satu-satunya orang yang melihat MA masuk dan keluar masjid, Selasa (1/8/2017). MA bukanlah korban salah sasaran!
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
Tidak lama kemudian, seorang kerabat Rojali, Zainuddin datang menghampiri untuk mengecek sound system musala yang hendak digunakan untuk sebuah acara di malam harinya.
Baru saat itu Rojali menyadari bahwa amplifier musala telah raib.
"Saya bilang ke mamang saya ada kok tadi. Saya adzan Ashar kan pakai itu. Saya cek ke dalam, saya baru ingat si MA itu karena hanya dia sendirian yang masuk ke sini terakhir. Saat salat Ashar pun saya hanya berdua sama anak saya," kata Rojali.

Warga pun mencari keberadaan MA yang kala itu membawa sepeda motor berwarna merah.
Sekira 30 menit melakukan pencarian, akhirnya MA ditemukan dan sempat terjadi kejar-kejaran.
Suara teriakan 'maling' pun terdengar saat itu.
"Saya saat itu juga ikut mengejar. Tapi Demi Allah, Demi Rasulullah, saya tidak meneriaki dia. Justru saya meminta agar dia dilepaskan dan amplifier Musala bisa kembali," ucap Rojali.
Setelah tertangkap, bogem mentah menghujani MA hingga akhirnya ia tersungkur.
Bukan tanpa tindakan, Rojali dan tokoh masyarakat meminta agar massa tenang.
Bahkan MA sempat bersujud dan mengucapkan permintaan maaf beberapa kali.
"MA sempat bangun dan bersujud minta maaf dihadapan saya. Dia bilang minta maaf berulang kali," terang Rojali.
Ketika suasana mulai tenang, MA rencananya akan dibawa ke Balai Desa setempat.
Rojali pun kembali ke motornya dan mengambil amplifier yang diambil MA.
Namun apa yang terjadi selanjutnya? MA malah dibakar hidup-hidup oleh masa.
"Saya baru tahu malamnya kalau dia dibakar. Demi Allah, itu biadab sekali. Tak pernah saya berpikir kalau akan berakhir seperti itu. Allah membalas perbuatan itu," kata Rojali.