Kisruh SMAN 27 Bandung, Dinas Pendidikan Jawa Barat Sudah Berusaha Mediasi

SMAN 27 Bandung kata Ahmad Hadadi hanya mampu menampung delapan rombongan belajar (rombel), dan tidak memungkinkan untuk menambah rombel.

Penulis: Theofilus Richard | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
TRIBUNJABAR.CO.ID/SELI ANDINA
SMAN 27 Bandung, Jumat (28/7/2017). 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Kisruh dugaan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pungutan liar (pungli) di SMAN 27 Bandung oleh Tim Saber Pungli pada Kamis (27/7/2017) kemarin berujung pada disegelnya SMAN 27 Bandung oleh warga.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Ahmad Hadadi mengatakan mediasi telah dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan orang tua siswa SMAN 27 Bandung.

"Kita ajak komunikasi, akan dibantu ke sekolah swasta, tapi tidak mau. Kita janjikan sekolah terbuka, dengan sekolah induknya SMAN 27, tidak mau juga," kata Ahmad Hadadi ketika dihubungi TribunJabar.co.id melalui telepon pada Jumat (28/7/2017).

Mediasi tersebut juga difasilitasi Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan), Koramil, dan Polsek setempat.

Ahmad Hadadi mengatakan orang tua siswa tersebut tidak menerima tawaran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat karena merasa lokasi SMAN 27 Bandung dekat dengan tempat tinggal.

Ia juga mengatakan akan tetap mengikuti aturan dengan tidak menambah kelas.

SMAN 27 Bandung kata Ahmad Hadadi hanya mampu menampung delapan rombongan belajar (rombel), dan tidak memungkinkan untuk menambah rombel.

"Dari pihak dinas tidak ada kebijakan menambah rombel, itu harus sesuai prosedur. Karena itu dalam kondisi panik, desakan-desakan, demo masyarakat di sekolah," ujar Ahmad Hadadi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved