Tribun Travel
Berburu Harta Karun Sisa Perang Dunia II di Pulau Morotai
Beberapa orang dari tim juga sempat bertanya-tanya mengenai cara pencarian benda-benda tersebut.
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Wisnu Saputra
TRIBUNJABAR.CO.ID, PULAU MOROTAI - Benda-benda peninggalan bekas Perang Dunia ke II (PD II) masih banyak tersebar di wilayah Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Benda-benda tersebut tertimbun tanah. Masyarakat di Pulau Morotai memercayai jika benda-benda peninggalan PD II ini jumlahnya tidak sedikit.
Banyak warga bahkan turis yang datang ke Pulau Morotai untuk ikut berburu "Harta Karun" bersama masyarakat.
Benda-benda yang telah ditemukan oleh masyarakat terutama Kelompok Pemerhati PD II Morotai kemudian dikumpulkan.
Benda-benda tersebut sebagian disimpan di Museum PD II Morotai yang berada di Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai.
Benda-benda yang telah ditemukan dan dikumpulkan di museum tersebut diantaranya beberapa perlengkapan logistik bekas tentara Sekutu dan Jepang, seperti panci, wajan, dan sebagainya.
Mengerikan, Ini Video Detik-detik Buaya Seret Syarifuddin di Sungai https://t.co/o621qstMwM via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 19, 2017
Ada juga beberapa senjata seperti senjata mesin laras panjang jenis SMB 12.7, rudal, bazoka, berikut amunisinya.
Beberapa granat pun juga disimpan di tempat tersebut.
Ada juga Dog Tag (Tag (lempengan besi yang diberi nama sebagai tanda oengenal dan menjadi gantungan kalung) dari beberapa tentara dan uang koin Amerika Serikat, Australia serta Jepang yang terpajang dengan display terbuat dari kaca.
Sayang, museum tersebut kondisinya sanat memprihatinkan. Tampak luar tepatnya di halaman, banyak sampah bekas rontokan dedaunan yang nampak membuat kotor. Di dalam museum pun kondisinya juga menyedihkan. Atap-atap museum sudah banyak yang bocor.
Sehingga tak sedikit air hujan menggenagi lantai museum. Aromanya pun tak layak untuk dikunjungi para wisatawan.
"Ini sebagian (benda-benda bekas peninggalan PD II) ada disini. Museumnya memang tidak terawat jadi harap maklum," kata Muhlis Eso salah seorang Pemerhati PD II Morotai kepada Tim Ekspedisi Terios 7-Wonders Wonderful Moluccas saat berkunjung ke museum pada hari ke lima petualangan menngeksplor keindahan Maluku Utara, Rabu (19/7/2017).
Demian Lakukan Aksi Berbahaya, Sang Istri Sara Wijayanto Justru Banjir Hujatan Karena Hal ini https://t.co/Lsp3Vj1Cgs via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 19, 2017
Tak berlama-lama disana, Muhlis kemudian mengajak tim ke Museum Mini PD II Morotai yang dibangungl oleh Komunitas Pemerhati PD II Morotai secara swadaya di Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan.
Museum mini tersebut adalah museum pertama kali untuk penyimpanan benda-benda bekas peninggalan PD II sebelum Museum PD II Morotai dibangun.
Museum ini terlihat sangat sederhana. Ukurannya sekitr 4x4 meter dan dindingnya terbuat dari bambu berbalut seng serta atapnya juga menggunakan seng.
Meski begitu, banyak sekali benda-benda peninggalan PD II yang masih tersimpan disana.
"Ya memang kami masih simpan disini. Tapi bukan dijadikan koleksi pribadi. Ini kami kumpulkan agar masyarakat tahu jika di Morotai ada sebuah sejarah PD II. Kalau di Museum PD II saya khawatir adanyang mencuri. Dulu saja pada 2013 beberapa Dog Tag juga dicuri," kata dia.
Tim pun kemudian melihat-lihat dan mengabadikan benda-benda yang ada di museum mini itu.
Beberapa orang dari tim juga sempat bertanya-tanya mengenai cara pencarian benda-benda tersebut.
Harganya Bikin Melongo! Begini Fasilitas di Tempat Pemakaman Oka Mahendra Mantan Awkarin https://t.co/bKq9vo9q8g via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 19, 2017
Untuk semakin memperjelas jawaban, tim pun diajak untuk mencari benda-benda peninggalan PD II Morotai yang masih banyak tersebar di berbagai wilayah dan masih tertimbun tanah.
Muhlis pun membawa beberapa peralatan untuk mendukung pencarian. Diantaranya dua buah besi sepanjang 1 meter yang dikaitkan di sebuah kayu persegi untuk pegangannya.
Satu lagi yang di bawa Muhlis yakni sebuah linggis yang cukup berat.
Linggis ini nantinya digunakan untuk menggali tanah jika ia atau pun tim menemukan sesuatu di dalam tanah.
Tim akhirnya bertolak ke salah satu hutan yang biasa masyarakat setempat menyebut Hutan Amerika. Bukan tanpa sebab masyarakat menyebut hutan tersebut dengan Hutan Amerika.
Di hutan ini banyak terdapat beberapa logistik milik tentara Amerika. Hutan ini berada di Desa Jobela, Kecamatan Morotai Selatan. Tak jauh dari kediaman Muhlis.
Tim pun kemudian langsung mencari harta karun sisa PD II karena sudah mulai petang. "Kalau saat menusuk tanah ada bunyi anaeh seperti besi atau kaca berarti ada sesuatu disana.
Besinya angkat saja. Terus ujungnya dicium dan dilihat. Kalau warnanya keperakan berarti ada benda jenis perak. Kalau kuning bisa jadi kuningan atau tembaga," ujar Muhlis.
Tak disangka, hanya beberapa menit setelah pencarian harta karun dimulai, tim pun ada yang menemukan benda-benda tersebut.
Salah satu yang tim temukan yakni sebuah sendok teh kecil dan uang koin Amerika 2 1/2 dolar serta beberapa bekas botol minuman beralkohol milik tentara Amerika buatan antara tahun 1942 hingga 1944.

Benda-benda yang tim temukan itu kemudian di kumpulkan untuk dipresentasikan dan dipajang saat akhir petualangan dengan menggelar persconference di D'Aloha Resort dan setelah dikembalikan untuk disimpan di museum.
Jika traveler atau pecinta sejarah dunia datang ke Pulau Morotai, maka sempatkanlah untuk mencoba berburu harta karun di pulau ini.
Dera Siagian Diduga Penyuka Sesama Jenis, Kini Potret Terbarunya Bikin Netter Jijik https://t.co/XUSLNPfZTQ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 19, 2017
Traveler atau pecinta sejarah dunia yang memang bisa mendapatkan benda-benda sisa PD II Morotai pada saat berburu harta karun di wilayah Morotai nantinya bisa dibawa pulang sebagai cindera mata.
Tentunya, barang tersebut akan didata terlebih dahulu. (*)