Bunker Peninggalan Jepang di Maluku Utara Ini, Menghadap ke Laut dengan Pemandangan Eksotis

Kedua bunker ini tepat berada bibir Pantai Halmahera atau Pantai Hate Tabako. Jarak dengan pantai hanya sekitar 20 meter.

Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Ragil Wisnu Saputra
Morotai 


Tentara Sekutu justru salah sasaran dan mengira basis tentara Jepang berada di Pulau Morotai. Tentunya, dengan adanya bunker tersebut tentara Sekutu mengira tidak ada pendudukan Jepang di Hate Tabako dan sekitarnya.

"Jadi Jepang memang menaruh sedikit tentara di Morotai. Tapi itu hanya strategi untuk memancing Sekutu masuk ke Morotai. Karena banyak alat-alat perang yang juga tersebar di Halmahera Timur dan Halmahera Utara, saat itu Sekutu pun saat menguasai Morotai juga diserang Jepang dari Utara dan Timur," kata dia.

Selain itu, sekitar kurang lebih dua kilometer sebelah barat dari lokasi bunker, ada sebuah meriam saksi kegagahan tentara Jepang. Meriam ini digunakan untuk menghalau serangan udara dari tentara Sekutu. Ukurannya pun sangat besar dan dibuatkan pondasi di dalam tanah.


Meriam ini kini sudah berkarat. Namun, uniknya moncong meriam terlihat rusak. Rusaknya moncong tersebut bukan disebabkan terkena serangan tentara Sekutu. Namun, moncong meriam rusak karena diledakkan sendiri oleh tentara Jepang setelah kalah dan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

"Mereka meledakkan meriam agar tidak bisa digunakan lagi atau diambil alih Sekutu. Tentara Jepang juga membuang senjatanya agar tidak diambil oleh sekutu. Itu setelah Nagasaki dan Hiroshima di bom oleh Sekutu yang pesawatnya start dari Morotai dipimpin oleh Douglas Mc Arthur," kata dia.

Usai itu, tim kembali melanjutkan perjalanan ke wilayah Jailolo untuk menuju ke Desa Budaya Sasadu yang berada di Halmahera Barat. Jarak Desa Budaya Sasadu Dari Wasile mencapai sekitar 176 kilometer.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved