Mengamati Burung Bidadari yang Sudah Langka, Berikut Sejumlah Keunikannya
Burung Bidadari yang memiliki nama latin Wallace's Standardwing ini adalah ikonik asli Maluku Utara dan pertama kali ditemukan . . .
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Dedy Herdiana
Usai mendengar penjelasan singkat, tim kemudian bergerak ke lokasi pengamatan burung tersebut yang lokasinya sekitar tiga kilometer dari kawasan Resort Tayawi. Perjalanan pun ditempuh sekitar kurnag lebih 1,5 jam. Tim menyusuri berbagai perkebunan dengan cara berjalan kaki.
Tim juga menyeberang sungai sebanyak tiga kali untuk mencapai lokasi tersebut.
Sungai yang diseberangi oleh tim bernama Sungai Tayawi. Setelah menempuh berbagai trek dan rintangan, hingga bertemu dengan Suku Tobelo Dalam atau Suku Togutil yang ada di dalam kawasan hutan tersebut, akhirnya tim berhasil tiba di lokasi pengamatan sekira pukul 06.00 WIT.
"Jangan menggunakan lampu blitz jika ingin memotret. Takutnya burung nanti pindah ke lokasi lainnya. Apalagi ini kan sudah mulai langka," kata David yang sebelumnya juga sudah mengimbau agar tim menggunakan kostum berwarna gelap.
David mengatakan, burung tersebut hanya dua kali dalam seharu untuk menampakkan diri. Yang pertama, burung akan menampakkan diri pada pukul 05.00 hingga pukul 08.00 WIT. Di sore hari burung akan menampakkan pada pukul 17.00 hingga 18.00 WIT.
Di lokasi pengamatan ini juga terdapat rumah pohon yang sengaja dibangun untuk keperkuan pengamatan. Rumah pohon tersebut berada di ketinggian sekitar 8 meter tepat di Pohon Badenga. Pohin ini memiliki tangga yang terbuat dari sususnan kayu yang diikat dengan menggunakan tali.
Masih Terlihat Seperti ABG, Usia Istri Jeremy Thomas Ternyata Sudah Kepala 4, Simak Foto-fotonya https://t.co/HZpp5Qs0Z2 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 17, 2017
"Burung biasanya bermainnya di Pohon Hiru di ketibggian 15 meter. Jarang sekali kebawah. Makanya dibuat rumah pohon untuk mengamati tingkah laku dan keunikannya," kata David.
Tak berapa lama, Burung Bidadari Halmahera menampakkan diri di Pohon Hiru. Tim yang memiliki kamera digital dengan lensa jenis tele-lah yang langsung bergegas mengabadikan burung tersebut. Memotret dan merekamnya. Lainnya, hanya bisa menikmati keindahan kicauannya dari bawah.
"Enggak bisa ketangkap pake lensa kamera gue. Jauh masalahnya. Tarbaja deh lihat hasil jepretan Rynol atau Bary. Dia doang lensa kameranya mendukung," kata Haga Sembiring, salah seorang dari Tim T7W 2017.(*)