Kisah Abah Sule,14 Tahun Menjaga Perlintasan Kereta Ciherang, Rancaekek

Bahkan Abah Sule membuat sendiri katrol untuk menaikturunkan palang kereta menggunakan barang-barang bekas seadanya.

Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Ravianto
seli andina miranti/tribun jabar
Abah Sule (71), penjaga palang perlintasan kereta api Ciherang, Rancaekek ketika ditemui Tribun Jabar (18/6/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Pengabdian bisa muncul dengan berbagai bentuk, bahkan dari hal kecil yang dianggap biasa saja oleh orang lain.

Seperti bentuk pengabdian yang dilakukan oleh Sule (71), kakek penjaga palang pintu kereta api di Ciherang, Rancaekek, Bandung.

Abah Sule, begitu dia biasa disapa, sudah 14 tahun menjaga palang secara sukarela.

Ditemui Tribun Jabar di lokasi dia biasa menjaga palang kereta, Minggu (18/6/2017), Abah Sule menceritakan kisahnya.

Berawal dari banyaknya kecelakaan di jalan yang melewati rel kereta api dekat rumahnya, Abah sule memutuskan untuk membuat palang pintu kereta yang sederhana.

"Saya buat yang sederhana saja dari bambu terus saya cat merah putih. Saya mampunya hanya segitu," ujar Abah Sule.

Seluruh biaya untuk pembuatan palang, mulai dari palang penghalang, katrol, gubuk kecil tempatnya berteduh ketika menjaga, hingga listrik untuk penerangan di sekitar palang rel kereta api,  dia keluarkan sendiri.

Bahkan Abah Sule membuat sendiri katrol untuk menaikturunkan palang kereta menggunakan barang-barang bekas seadanya.

Terkadang, pengendara yang melintas memberikan uang pada Bah Sule.

Uang tersebut biasanya dia gunakan untuk memperbaiki palang ataupun katrol bila mulai macet.

"Saya tidak pernah meminta harus berapa, jadi uang seikhlasnya diberikan (pengendara) yang lewat nanti saya pakai untuk operasional juga," ujar Abah Sule.

Selama 14 tahun menjaga palang pintu kereta di desa Ciherang, Abah Sule mengaku, perlintasan di desanya tidak pernah mendapatkan perhatian dari PT Kereta Api Indonesia.

"Kalau petugas lewat melakukan pengecekan mah kadang ada, tapi tidak pernah itu pemerintah mau membuat palang untuk keamanan," keluhnya.

Abah Sule mengaku, bila PT KAI membuat palang untuk keamanan perlintasan di desa Ciherang, dirinya akan berhenti menjadi penjaga palang pintu dan beristirahat di rumah.

"Kalau sehari saja saya tidak jaga, pasti ada kecelakaan. Waktu itu saja sehari saya tidak jaga karena sakit, ada tiga kecelakaan di rel," ujarnya.

Abah Sule berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap palang perlintasan kereta api di Desa Ciherang.(*)
____

Caption : Abah Sule (71), penjaga palang perlintasan kereta api ketika ditemui Tribun Jabar (18/6/2017).

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved