Wisata Bandung

Nama ''Gedung Sate'' Ternyata Pemberian dari Warga, 6 Bijinya Simbol Biaya Pembangunan

Sulitnya warga untuk menyebut nama Gouvernements Bedrijven (GB), menjadi alasan untuk mengubah nama menjadi Gedung Sate.

Tribun Jabar/Wanti Puspa
Kantor Gubernur Jabar atau populer dengan nama Gedung Sate. 

Laporan Wartawan TribunJabar, Daniel Damanik

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- Sejak tahun 1980, nama Gedung Sate resmi dan populer menjadi nama Kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat.

Pada masa itu, Gubernur Jawa Barat ialah Aang Kunaefi (1975-1985).

Gouvernements Bedrijven (GB) merupakan nama awal Gedung yang sekarang dikenal sebagai Gedung Sate.

Sulitnya warga untuk menyebut nama Gouvernements Bedrijven (GB), menjadi alasan untuk mengubah nama menjadi Gedung Sate.

"Kebiasaan bahkan sudah menjadi kebudayaan masyakarat Sunda, memberikan nama dan julukan pada seseorang maupun bangunan," kata Azis Zulfikar, Kepala Publikasi Gedung Sate, Selasa (6/6/2017).

Foto Maestro Arsitek perancang Gedung Sate Mr Ir Jhon Berger, duduk kedua dari kiri dikelilingi para pembantunya di ruang direksikit.
Foto Maestro Arsitek perancang Gedung Sate Mr Ir Jhon Berger, duduk kedua dari kiri dikelilingi para pembantunya di ruang direksikit. (Tribun Jabar/Daniel Andreand Damanik)

Penangkal petir yang menjulang di puncak Gedung ini, menyerupai bentuk sate.

Selain menjadi penangkal petir, keenam susunan yang mirip sate itu merupakan simbol dari biaya pembangunan gedung sate, sebesar 6 juta Golden.

"Sebenarnya itu bukan bentuk sate, tapi jambu air, yang maknanya ialah sifat air yang mengalir yang melambangkan Doa agar Jawabarat tetap subur dan rezekinya mengalir," ujar Yanto Rukmana bagian Keamanan alam (Kamdal)/urusan dalam Gedung Sate.

Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir J Gerber dan kelompoknya .

Bulan September 1924, pembangunan Gedung Sate selesai. Pembangunan induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf) dan Perpustakaan.

Konsep fisik bangunan Gedung Sate mencampurkan berbagai budaya Eropa maupun Indonesia.

"Konsep Yunani untuk jendela konsep atap dari candi borubudur, dan pagoda thailand, serta rumbainya dari parahyangan," ujar Azis.

Pada tahun 1924, pengerjaan Gedung Sate selesai secara keseluruhan.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved