Ini Tanggapan Beberapa Mahasiswa Soal Demo Aksi Bela Ulama
Ratusan peserta Aksi Bela Ulama memadati jalan di depan Gedung Sate, Jumat (2/6/2017). Aksi ini mendapat tanggapan beberapa mahasiswa.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Futhuriyyah Mahendra
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Ratusan peserta Aksi Bela Ulama memadati jalan di depan Gedung Sate, Kota Bandung, sejak pukul 13.30 WIB, Jumat (2/6/2017).
Bendera bertuliskan kalimat dengan huruf Arab dikibarkan dan diangkat tinggi-tinggi oleh peserta unjuk rasa.
Sebuah truk yang mengangkut sound system telah tersedia untuk peserta berorasi membela Rizieq Shihab yang dijerat kasus pornografi.
Aksi Bela Ulama ini juga mendapat tanggapan dari beberapa mahasiswa yang berada di sekitar lokasi unjuk rasa.
"Tidak ada bukti kuat yang dapat menyalahkan Habib Rizieq. Terkadang media saja yang membesar-besarkan berita hingga terkesan ia bersalah," ujar Deni, mahasiswa Universitas Komputer Indonesia.
Menurutnya, tidak adil jika tanpa bukti yang kuat namun Habib Rizieq telah ditetapkan bersalah.
Banyak kasus korupsi, ucapnya, yang buktinya sudah jelas tapi pelakunya selalu lolos dari jerat hukum.
"Tentu sah saja API (Aliasi Pergerakan Islam) melakukan unjuk rasa untuk membela ulama Islam yang tidak bersalah," ucap Deni.
Sedangkan Kay, mahasiswi jurusan Humas Universitas Padjadjaran, berpendapat lain.
"Habib Rizieq tetap bersalah namun lebih dikarenakan kata-katanya yang tidak pantas dalam ceramahnya," katanya.
Kay beranggapan, jika Ahok dapat menjadi tersangka penistaan agama, seharusnya Habib Rizieq juga menjadi tersangka penistaan agama dan negara.
Di satu sisi, Kay menilai unjuk rasa ini tak salah karena tiap orang punya hak untuk menyampaikan pendapat.
Di sisi lain, ia merasa aksi ini telah mengganggu kelancaran lalu lintas di sekitar Gedung Sate.
Berbeda dengan Feri, seorang mahasiswa Institut Teknologi Nasional yang memilih untuk netral.
"Bukti yang memberatkan Habib Rizieq ada yang benar dan salah. Aksi ini tidak salah karena mereka ingin menyampaikan pendapatnya," ujar Feri.
