Ulin Bareng Tradul, Mesin Berkapasitas Besar Menyerah di Tanjakan Harga Diri
Tak jarang puluhan dari mereka terpeselet dan jatuh akibat tak bisa mengendalikan kuda besinya
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Kisdiantoro
Tak begitu lama, ribuan crosser kemudian masuk dirintangan yang lebih ekstrem. Rintangan tersebut dinamakan Tanjakan Harga Diri. Tanjakan ini merupakan rintangan yang paling sulit diantara rintangan lainnya.
Pasalnya, Tanjakan Harga Diri ini memiliki kemiringan hampir mencapai 75 derajat. Medannya pun bergelombang dengan kontur tanah yang bergelombang serta licin akibat sering terguyur hujan. Kanan kirinya pepohonan besar yang memang digunakan sebagai pelengkap ekstremnya medan.
Dari pantauan Tribun, hanya beberapa crosser yang dapat melintasi track tersebut dengan mulus tanpa bantuan dari tim pembantu. Bahkan ratusan crosser juga terlihat menyerah untuk menaklukkan medan ini.
Bukan karena hanya terjatuh ataupun terpeleset ditengah-tengah tanjakan atau pun mesinnya mati. Namun, karena ada banyak yang terjatuh dan terguling dengan kendaraannya hingga ke bawah tanjakan lagi. Mereka akhirnya meminta bantuan tim pembantu untuk menarik kendaraannya atau mendorong kendaraannya hingga ke atas.
Uniknya, para crosser menggunakan kendraaan yang berkapasitas cc besar pun banyak yang tak sampai hingga ke atas. Mereka justru kalah dengan beberapa kendaraan berkapasitas mesin lebih kecil yang mampu menaklukkan tanjakan tersebut.
"Benar-benar Tanjakan Harga Diri. Motor saya ini kapasitasnya 250 cc loh. Tapi kalah sama yang tadi pakai rangka bebek tujuh puluh (bekjul) mesin Honda Legenda 2 yang paling kapasitasnya 100 cc," ujar Sulistyo (36), crosser asal Banjarnegara, Jawa Tengah yang menggunakan sepeda motor jenis Honda CRF ini.
Sulistyo bahkan sempat berkali-kali mencoba kembali tanjakan tersebut. Namun usahanya tetap gagal. Ia bahkan nampak tersipu malu saat rekan-rekannya dari Banjarnegara Trail Adventures (Batras) membandingkan-bandingkan kendaraannya dengan kendaraan berkapasitas mesin lebih kecil milik crosser lain yang justru mampu menaklukkan medan.
"Malu saya. Sudah 7 kali coba tetap enggak bisa sampai atas. Benar-benar Harga Diri sebagai crosser diuji di tanjakan ini. Nyerah saya, saya minta teman-teman buat narik motor saya ke atas," kata dia sambil tertawa lebar.
Ditanjakan ini, setidaknya membutuhkan waktu sekitar tiga jam semua crosser dapat melintasi tanjakan tersebut dan kemudian melanjutkan perjalanan menempuh medan selanjutnya hingga menempuh finish. Total waktu yang dibutuhkan seluruh crosser untuk menempuh jarak sekitar 50 kilometer tersebut yaitu sekitar enam jam perjalanan.
Adam Ismail mengatakan, kegiatan Ulin Bareng Tradul tersebut merupakan salah satu rangkaian Dies Natalis ke 61 IPDN Jatinangor. Kegiatan tersebut memang sengaja diadakan dengan mengajak unsur masyarakat untuk merasakan dan memeriahkan Dies Natalis IPDN.
Sebelumnya, kata dia, IPDN sudah melakukan Dies Natalis dengan Civitas Akademika. Seperti mengunjungi makam proklamator, lomba paduan suara Lagu Revolusi Mental, lomba masa antar pegawai, lomba kebersihan, dan lain sebagainya.
"Untuk Ulin Bareng Tradul ini merupakan kegiatan Dies Natalis sesi kedua. Kami ingin memperkenalkan lahan IPDN kepada masyarakat sekaligus agr masyarakat tahu bahwa IPDN juga banyak kegiatan positif," kata dia didampingi Kabiro Keuangan IPDN, Benhard Rondonuwu.
Adam menambahkan, para crosser juga diajak untuk mengucapkan ikrar untuk bertekad mempertahankan NKRI. Hal itu, kata dia, agar para crosser juga memiliki jiwa untuk menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan yang berpuluh-puluh tahun terjaga.
Menurut Adam, kegiatah Ulin Bareng Tradul tersebut juga bertujuan memperbaiki dan merubah citra pecinta adventure yang terkenal ugal-ugalan akibat menggunakan kenalpot bising. Padahal, para crosser tersebut dapat menjadi salah satu agen lingkungan yang dapat menjaga hutan.
"Ini juga ajang merubah image negatif para crosser selain juga mengasah skill para crosser di lahan IPDN yang tentunya banyak rintangan ekstrem. Mereka ini kan yang mampu menjelajah hutan dan punya misi menjaga sekaligus mereboisasi hutan. Citra inilah yang akan kami angkat di masyrakat," kata dia.