Daun Jambu Biji Berubah Tinta Spidol di Tangan Siswi MTs Asal Gresik

Peran paku berkarat tersebut untuk mendapatkan warna hitam seperti yang didapati pada tinta spidol di pasaran.

Editor: Giri
KOMPAS.COM/Hamzah
Yulistya Rahma Fitri, Nurmala Sholikah Rusdi, dan Indriyani, menunjukkan tinta dari daun jambu biji hasil kreasi mereka. 

GRESIK, TRIBUNJABAR.CO.ID - Siapa yang menyangka, campuran ekstrak daun jambu biji ternyata bisa dijadikan bahan pembuat tinta spidol.

Hal yang berhasil diungkap oleh tiga siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatul Ulama (NU) Trate, Gresik. Mereka adalah Yulistya Rahma Fitri (13), Nurmala Sholikah Rusdi (13), dan Indriyani (13), yang semuanya masih tercatat duduk di bangku kelas 7.

“Dibanding dengan daun tumbuhan lain, daun jambu biji memiliki lebih banyak kandungan senyawa antosianim dan tanin, yang cukup dibutuhkan dalam pembuatan tinta spidol boardmaker,” sebut Yulistya, Jumat (5/5/2017).

Namun, sebelum tinta tersebut berhasil didapatkan, serangkaian proses diperlukan. Termasuk, mencampur ekstrak daun jambu biji tersebut dengan paku yang sudah berkarat, demi mendapatkan warna hitam pekat yang diinginkan.

“Setelah daun jambu biji dicuci hingga bersih, kemudian direbus dulu sekitar 25 menit sampai warna berubah menjadi kecokelat-cokelatan,” ucapnya.

Setelah itu disaring kemudian dicampur dengan cuka, tepung maizena, serta paku yang sudah berkarat.

Peran paku berkarat tersebut untuk mendapatkan warna hitam seperti yang didapati pada tinta spidol di pasaran.

“Karena dalam paku berkarat, terdapat senyawa cmc (carboxymethyl cellulose) yang cukup bagus untuk mengubah warna kecokelatan menjadi hitam pekat. Dalam bagian proses ini, paku berkarat akan berinteraksi dengan cuka," kata Nurmala.

Seusai semua proses tersebut dilakukan, campuran bahan-bahan tersebut kemudian diaduk hingga merata. Baru setelah campuran dianggap sudah merata, maka tinggal ditunggu saja hingga sekitar satu jam.

“Kami sudah mengujinya beberapa kali, dan memang tinta yang dihasilkan oleh daun jambu biji, tidak kalah dengan yang dijual di pasaran. Sebab, warna tinta kuat dan tidak gampang pudar, baik saat digunakan di media kertas maupun triplek,” tutur dia.

Hasil penelitian ketiga siswi tersebut kemudian turut didaftarkan untuk mengikuti lomba karya ilmiah remaja tingkat kabupaten, yang digelar pada bulan lalu. Hasilnya, penelitian mereka sukses menyabet juara kedua dalam hajatan tersebut. (*)

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved