Teatrikal Bandung Lautan Api Sampaikan Pesan Menjaga Toleransi

Teatrikal Bandung Lautan Api tersebut merupakan rangkaian akhir dari peringatan 71 tahun peristiwa Bandung Lautan Api

Penulis: Isa Rian Fadilah | Editor: Machmud Mubarok
Tribun Jabar/Zelphi
Adegan heroik warga melakukan perlawanan pada tentara penjajah ditampilkan pada Teaterikal Peringatan Bandung Lautan Api ke 71 di GOR Pajajaran, Kota Bandung, Sabtu (25/3). Acara yang diprakarasai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung ini melibatkan berbagai pihak dan komunitas untuk mengenang kembali peristiwa heroik warga Kota Bandung setelah kemerdekaan RI. 

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Peristiwa bersejarah Bandung Lautan Api direka ulang melalui pertunjukan teatrikal di Gor Pajajaran Bandung, Sabtu (25/3) malam. Asap putih semerbak aroma mesiu membuka pertunjukan teatrikal yang diperankan oleh 250 orang dari berbagai komunitas di dalam dan luar Bandung.

Berbagai macam properti digunakan mulai ranjau-ranjau dari bambu berbalut kawat, senjata api, bambu runcing, rel kereta api dari bambu sebagai pembatas antara wilayah masyarakat Bandung dan tentara-tentara penjajah, sorotan cahaya hingga layar yang menampilkan video ilustrasi peristiwa Bandung Lautan Api.

Dengan kostum lengkap masing-masing, warga sipil bersama tentara kemananan rakyat (TKR), dan polisi istimewa yang berada di sisi kiri panggung berpapasan dengan tentara penjajah yang berkumpul di sisi kanan. Ditampilkan bagaimana kebengisan penjajah pada masyarakat pribumi dengan segala kelemahan dan ketidakberdayaannya.

Adegan tersebut mengisi bagian-bagian awal teatrikal. Setelah sebagian pemuda Bandung mendengar kabar kemerdekaan Indonesia, mereka berkumpul menghimpun rencana untuk menyebarkan kabar gembira tersebut ke seluruh penjuru Bandung.

Para pemuda tersebut diperankan oleh sekumpulan pemuda pula yang menggunakan kemeja putih. Dengan semangat menggebu-gebu, mereka merapatkan barisan bersama TKR, polisi istimewa, dan elemen masyarakat lainnya demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Berkali-kali ditampilkan keheroikan perjuangan masyarakat Bandung melawan penjajah demi mempertahankan kemerdekaan.

Panggung sontak menjadi arena pertempuran yang begitu mencekam. Dengan bambu runcing berlumur cat merah di ujungnya, mereka tak kenal menyerah menyerang penjajah. Adegan pertempuran tersebut mendominasi jalannya pertunjukan.

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan dengan berbagai macam cara. Mulai dari yang paling sederhana, berkeliling tempat menggunakan sepeda onthel sambil mengibarkan merah putih, hingga pertempuran berdarah melawan penjajah.

Di tribun penonton terpantau nyaris tak menyisakan tempat kosong. Mereka terlihat begitu menikmati setiap adegan yang ditampilkan.

Kesan Bandung yang dibumihanguskan ditampilkan dengan aksi beberapa orang yang menyemburkan minyak di dalam mulutnya pada obor di tangan mereka.

Drama teatrikal ditutup dengan kemenangan masyarakat Bandung memukul mundur penjajah.
Penonton bertepuk tangan seusai menyaksikan keberhasilan tersebut.

Bergema lagu Halo-halo Bandung yang dilantunkan langsung oleh paduan suara disambung dengan penampilan marching band.

Faris (23), penonton teatrikal Bandung Lautan Api, mengaku cukup puas dengan pertunjukan tersebut.
"Secara keseluruhan, mungkin tidak begitu (sempurna), tapi pesannya sampai," ujar warga Cibeunying tersebut, seusai menonton teatrikal.

Teatrikal Bandung Lautan Api tersebut merupakan rangkaian akhir dari peringatan 71 tahun peristiwa Bandung Lautan Api yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, bekerjasama dengan sejumlah komunitas dan sukarelawan. Sebelumnya digelar upacara siaga dan pawai obor di Balai Kota.

"Diharapkan dengan adanya peringatan ini, warga Bandung menjadi semakin bisa menjaga toleransi," kata Kabid Pemasaran dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari.

Selain teatrikal, masyarakat pun bisa melihat langsung kendaraan taktis panser ringan bekas peristiwa BLA yang tinggal tersisa tiga unit di seluruh Indonesia. Kendaraan tersebut dipinjam dari Museum Mandala Wangsit Siliwangi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved