Kreativitas

Di Tangan Asep Tahu Sumedang Disulap Awet dan Tak Pernah Busuk Sepanjang Masa

Tahu Sumedang memang menjadi primadona semua orang, tak hanya orang Sumedang sendiri. Bahkan, Tahu Sumedang rasanya sangat nikmat ...

Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Kisdiantoro
TRIBUN JABAR/RAGIL WISNU SAPUTRA
Asep Saepudin memperlihatkan Tahu Sumedang buatannya yang tak bisa busuk karena terbuat dari resin. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Ragil Wisnu Saputra

Sejatinya, apa pun jenis makanannya di dunia ini pasti memiliki waktu ketahanan agar tidak basi. Seperti halnya makanan khas Sumedang yakni tahu. Tahu Sumedang paling lama hanya tahan dua hari hingga mencapai kadar basi. Namun, di tangan Asep Saepudin, Tahu Sumedang di sulap awet dan tahan lama.

Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kabupaten Sumedang selain Ubi Cilembu. Makanan berbahan kedelai ini, tekstur dan rasanya berbeda dengan tahu mana pun yang ada di Indoensia. 

Tahu Sumedang memang menjadi primadona semua orang, tak hanya orang Sumedang sendiri. Bahkan, Tahu Sumedang rasanya sangat nikmat jika disantap selagi hangat.

Meski begitu, Tahu Sumedang memiliki waktu tahan basi. Orang yang membeli tahu ini hanya memiliki waktu maksimal dua hari agar Tahu Sumedang mencapai kadar basi. Karena Tahu Sumedang memang dibuat tanpa bahan pengawet. 

Namun, ditangan Asep Saepudin (48) Tahu Sumedang disulap menjadi tahan lama alias awet sepanjang masa. Bahkan, Tahu Sumedang milik Asep bahkan bisa digunakan sebagai gantungan kunci, souvenir atau pun cinderamata. 

Bedanya tahu milik Asep hanya dari bahan dasarnya. Lazimnya semua tahu berbahan baku kedelai, namun Tahu Sumedang milik Asep bahan bakunya lain dari pada yang lain. Yakni menggunakan resin dan karet silikon.

Awalnya, Asep membuat Tahu Sumedang awet tersebut berangkat dari keprihatinannya dengan tempat lahirnya itu, yakni Sumedang. Sumedang yang kaya akan budaya dan makanan khasnya,  sama sekali belum memiliki souvenir atau cinderamata khas. 

"Saya membuat replika Tahu Sumedang ini ya awalnya prihatin. Sumedang yang besar dan banyak seni dan budayanya kok enggak punya ciri khas. Makanya daya berpikiran membuat ini," ujarnya di saat ditemui di Workshopnya, di Kampung Sukasari, Desa Gudang, Kecamatan Tanjungsari, Senin (21/11). 

Ayah dari tiga anak tersebut awalnya memang tidak bergelut di dunia seni. Pengetahuan membuat beberapa barang yang berasal dari resin dan fiberglass berangkat dari saat ia bekerja di bidang otomotif sewaktu muda dulu. 

Seperti membuat body kit mobil, spoiler, body ATV, body speedboat dan lain sebagainya. Dan memang sebelumnya, Asep mengenyam pendidikan strata di jurusan otomotif yang menjadi dasar memiliki pengetahuan pembuatan barang dengan berbahan resin. 

"Nah enam tahun lalu, saya kecelakaan, kaki kanan saya patah. Makanya saya berpikir bagaimana saya kerja tapi di rumah, karena saya keterbatasan ruang gerak," kata dia. 

Tahun pertama setelah tidak bekerja di bidang otomotif, ia akhirnya memutuskan untuk membuat miniatur beberapa jenis patung. Mulai dari lafadz Allah, wayang, tokoh, tentara, polisi, kartun, bentuk bagian tubuh, bentuk muka seseorang, bahkan patung karikatur orang. 

Lambat laun, usahanya berkembang. Hasil kreasi tangannya bahkan sudah mencapai ke luar negeri, seperti Singapura, Perancis, Sudan dan yang lainnya. Bermodal awal dengan hanya Rp. 500 ribu, kini ia sudah memiliki 15 orang karyawan.

"Kalau jenisnya apa saja yang saya bikin sudah enggak kehitung. Tapi kalau makanan belum ada setahun ini. Kaya Tahu Sumedang, Kacang Tanah, Minuman, dan gantungan kunci," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved