Sejarah Pembantaian di Takokak Cianjur Selatan akan Dibukukan

Menurutnya, masih perlu hadirnya versi-versi lain terkait sejarah Takokak, terutama dari peneliti dan para investigator sejarah.

Penulis: Dian Nugraha Ramdani | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/DIAN NUGRAHA RAMDANI
Sejarawan, Anhar Gonggong menjelaskan beberapa foto pada pameran foto perjuangan seusai Seminar Nasional bertema Horor Takokak 1948 di aula Mapolres Cianjur, Sabtu (12/11/2016). ‎ 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Dian Nugraha Ramdani

CIANJUR, TRIBUNJABAR.CO.ID - Sejarah pembantaian kaum republiken atau orang-orang yang berjuang membela republik Indonesia di Puncak Bungah, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur akan dibukukan.

Hal tersebut mengemuka dalam Seminar Nasional bertema "Horor Takokak 1948" yang dihelat di Aula Markas Kepolisian Resor Cianjur, di Jalan Abdullah bin Nuh, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Sabtu (12/11/2016). Hadir sebagai pembicara, Sejarawan Anhar Gonggong dan Wartawan Sejarah, Hendi Johari.

"Kami akan bergerak dengan yang kami mampu. Melengkapi data-data yang masih kurang sebab yang sudah kami temukan sampai hari ini belum fiks sebagai sebuah sejarah," ujar Hendi Jo sapaan Hendi Johari di Mapolres Cianjur.

Menurutnya, masih perlu hadirnya versi-versi lain terkait sejarah Takokak, terutama dari peneliti dan para investigator sejarah. Bukan hanya itu, eksplorasi terhadap narasumber-narasumber yang masih hidup juga perlu dilakukan.

"Narasumber-narasumber yang masih hidup perlu terus dikorek untuk memberikan keterangan-keterangan terkait Takokak untuk buku yang akan kami susun nanti. Bukan hanya saya sebagai wartawan Sejarah, tetapi juga siapapun boleh menuliskan versinya tentang Takokak," ujarnya.

Hendi menyebutkan, investigasi dan penelitian sejarah sejauh ini sejak tahun 2013 masih swadaya. Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur dipersilakan untuk ikut melakukan penelitian, namun, ujarnya, sekalipun Pemkab Cianjur tidak terlibat dengan membuat tim pencari fakta, penelitian akan terus berjalan.

Pembantaian republiken oleh tentara Belanda di perkebunan teh Takokak di Puncak Bungah dan beberepa tempat lainnya seperti Cigunung Tugu dilakukan secara brutal. Bahkan, dalam genosida yang terjadi saat pasukan Siliwangi hijrah ke Jogjakarta pada tahun 1948 itu, Sebanyak 50 orang ditembak setiap harinya (Tribun Jabar, Kamis 6 Oktober 2016). (ram)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved