Kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi

Begini Kondisi Pengikutnya, Setelah Dimas Kanjeng Taat Pribadi Ditangkap Polisi

Pengikut yang datang dari sejumlah daerah di Indonesia itu rela meninggalkan keluarga, pekerjaan, dan . . .

Editor: Dedy Herdiana
SURYA/GALIH LINTARTIKA
GUBUK PARA PEMIMPI - Inilah kondisi gubuk tempat orang-orang yang ingin kaya mendadak hingga setor banyak uang tapi telantar di padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur, Senin (26/9/2016). 

Pengikut asal Aceh ini mengatakan bagi mereka yang kurang suka dengan makanan padepokan, memilih berpuasa dan tidak makan.

Alasannya pun mendasar, karena uang bekal mereka di padepokan ini minim. Jadi, harus pintar meminimalisir pengeluaran yang ada.

"Harus hemat kalau di sini, soalnya jauh dari keluarga. Saya pun pernah tidak makan seharian karena tidak cocok," imbuh dia.

Ia tidak memungkiri para pengikut yang hidup di padepokan sangat bergantung terhadap pencairan uang dari Dimas Kanjeng terkait uang mahar yang bisa digandakan.

Ia menyebut, semua tabungannya habis untuk membayar mahar. Sayangnya, ia tidak menyebut berapa nominal uang mahar yang sudah dikeluarkan.

"Cukup saya saja yang tahu. Kami di sini sama, menunggu janji Dimas Kanjeng, karena memang uang kami sudah habis," Zulfikar menegaskan

Zulfikar didiagnosis petugas medis Dinkes Probolinggo menderita gangguan di matanya. Sudah berlangsung dua pekan terakhir Zulfikar mengalami gangguan di matanya.

Ia tidak mendapatkan pertolongan dari padepokan baik itu obat tetes mata atau lainnya. "Saya mau beli obat mata pun juga masih pikir ulang, makanya saya memilih diamkan saja," kata Zulfikar. (*)

Sumber: Surya
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved