Atlet Senam Fani Fauziah Makan Dua Sendok Nasi Tiap Hari Demi Bobot Ideal

HANYA berhasil meraih medali perunggu melalui nomor beregu pada PON XVIII tahun 2012 di Riau, atlet senam ritmik Fani Fauziah bertekad memperbaikinya pada PON XIX tahun ini di Jawa Barat. Ia mengaku yakin tahun ini akan berbeda.

"Minimal medali perak. Tapi, mudah-mudahan dapat emas," ujar dara kelahiran Ciamis, 9 Juni 1996, ini di sela kegiatannya berlatih di venue senam ritmik Arcamanik, Bandung, Jumat (9/9).

Keikutsertaannya di PON tahun ini, ujar Fani, adalah keikutsertaannya yang terakhir dalam perhelatan olahraga tingkat nasional tersebut. Sebab, kata dia, setelah selesai mengikuti PON 2016 ini, ia akan berkonsentrasi menyelesaikan kuliahnya.

"Saya ingin segera menyelesaikan kuliah agar bisa menjadi dosen," ujar mahasiswi semester tiga jurusan FPOK UPI ini.

Fani mengatakan, bukan sesuatu yang mudah untuk menjadi mahasiswi sekaligus menjadi atlet pada saat yang sama. "Sulit sekali untuk membagi waktunya. Syukurlah, pada perhelatan PON ini, pihak kampus memberikan dispensasi untuk semua atlet PON. Mudah-mudahan bisa fokus dan meraih juara," ujarnya.

Satu-satunya hal yang masih menjadi kendala, kata Fani, adalah berat badannya yang belum ideal. Tubuhnya masih terlalu berat. Padahal, batas waktunya makin memet, waktu penyelenggaraan PON, 17 September.

Untuk mengurangi bobot tubuh ini Fani akhirnya melakukan diet, dengan mengurangi asupan makanan. "Tiap hari cuma bisa makan siang dua sendok nasi, sementara makan malamnya diganti sama buah-buahan saja," ujarnya.

Seperti yang sudah-sudah, kata Fani, pesaing terberatnya pada PON ini adalah tim langganan juara seperti DKI dan Jawa Timur. "Tapi, selama tetap tampil fokus, yakin, dan tanpa beban, mudah-mudahan hasilnya bisa maksimal," ujar Fani, yang sepanjang kariernya telah mengikuti berbagai kejuaraan nasional. (dd)