Pejabat Terlibat Narkoba

Budi Waseso Berharap Haris Azhar Ungkap Nama-nama Orang BNN yang Berbinis Narkoba

Bahkan Budi berharap Haris bisa mengungkap nama-nama oknum aparat, khususnya di BNN, yang membantu Freddy berbisnis narkoba.

Editor: Kisdiantoro
KOMPAS.com/Kurnia Sari Aziza
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal (Pol) Budi Waseso, di Balai Kota, Jumat (25/9/2015) sore. 

JAKARTA, TRIBUNJABAR.CO.ID - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso mengaku ingin segera bertemu Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar.

Pertemuan ini dilakukan guna menindaklanjuti keterangan Haris yang menyebut ada oknum aparat terlibat bisnis Narkoba. Cerita itu didapat Haris dari Freddy Budiman, gembong narkoba yang dieksekusi mati akhir pekan lalu.

Budi menilai, Haris akan merasa lebih aman jika menyampaikan langsung informasi sensitif itu kepadanya.

"Saya hargai, boleh ke saya. Lebih amannya kan ke saya. Di TNI mungkin bisa ke Panglima TNI ada jaminannya. Saya terima kasih. Pasti saya lindungi dan saya tindaklanjuti itu," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/4/2016).

Budi berharap Haris bisa memberikan informasi lebih detail mengenai pengakuan Freddy. Bahkan Budi berharap Haris bisa mengungkap nama-nama oknum aparat, khususnya di BNN, yang membantu Freddy berbisnis narkoba.

"Saya sangat mengapresiasi manakala Pak Haris menyebutkan nama karena itu memudahkan saya untuk menelusuri," ucap Budi.

Budi meyakini jika pihaknya mendapat informasi lebih detail dari Haris, maka kasus ini akan segera terungkap dengan lebih cepat. Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini memastikan akan menjamin keselamatan Haris Azhar dari oknum aparat yang ia sebut terlibat bisnis narkoba.

"Oh iya dong. Justru kita kalau enggak garansi kapan mau benar. Masyarakat tak berani nanti menyampaikan informasi," kata dia.

Sebelumnya, Haris Azhar mendapatkan kesaksian dari Freddy Budiman terkait adanya keterlibatan oknum pejabat BNN, Polri, TNI dan Bea Cukai dalam peredaran narkoba yang dilakukannya.

Kesaksian Freddy, menurut Haris, didapat pada masa kesibukan memberikan pendidikan HAM kepada masyarakat pada masa kampanye Pilpres 2014.

Menurut Haris, Freddy bercerita bahwa ia hanyalah sebagai operator penyelundupan narkoba skala besar.

Saat hendak mengimpor narkoba, Freddy menghubungi berbagai pihak untuk mengatur kedatangan narkoba dari China.

"Kalau saya mau selundupkan narkoba, saya acarain (atur) itu. Saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai, dan orang yang saya hubungi itu semuanya titip harga," kata Haris mengulangi cerita Freddy.

(Baca: Jalankan Instruksi Presiden, Polri Jadikan Cerita Haris Azhar Bahan Koreksi Diri)

"Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang 2 di mana si jenderal duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun," lanjut Haris.

Atas sikapnya yang mengungkapkan cerita Freddy ini, Haris dilaporkan Polri, BNN dan TNI ke Bareskrim Polri.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved