Kisah Inspirasi
Muhammad Ali Jadi Juara Dunia Gara-gara Sepedanya Dicuri saat Mendatangi Pembagian Permen Gratis
Cassius Clay muda yang murka kemudian berniat melapor peristiwa itu pada polisi.
Semua orang tahu bahwa Muhammad Ali adalah juara dunia tinju kelas berat. Namun barangkali banyak yang belum pernah mendengar cerita bahwa Ali berlatih tinju gara-gara sepedanya dicuri.
Ceritanya, saat berusia 12 tahun, Ali yang saat itu masih bernama Cassius Clay mendapat hadiah sepeda dari orangtuanya. Tidak seperti kebanyakan orang berkulit hitam di Louisville, ayah Ali, Cassius dan ibunya, Odessa adalah keluarga dari kelas menengah.
Suatu sore di bulan Oktober, Cassius mengendarai sepeda barunya ke Columbia Auditorium untuk ikut dalam pembagian popcorn dan permen gratis. Namun setelah acara selesai, ia mendapati sepedanya raib.
Cassius Clay muda yang murka kemudian berniat melapor peristiwa itu pada polisi. Saat itu seseorang memberi tahu bahwa di lantai bawah gedung ada seorang polisi. Kebetulan lantai bawah gedung itu digunakan sebagai sasana tinju.
Cassius pun menemui polisi bernama Joe Martin, yang sedang berlatih tinju. Ia melaporkan kejadian itu dan berkata bahwa jika pencurinya tertangkap, ia akan menghajar dengan tangan sendiri.
Mendengar pernyataan tersebut, Joe Martin menanyakan apakah Cassius bisa berkelahi. Ia menyarankan agar anak muda itu belajar bertinju dahulu sebelum mengejar pencuri sepedanya. Maka jadilah Cassius berlatih tinju.
Enam minggu setelah berlatih dengan Joe Martin, Cassius memenangkan pertandingan pertamanya. Martin yang melatihnya terkesan dengan Cassius, bukan hanya karena kekuatan dan kecepatannya, namun lebih karena mentalnya yang tidak pernah merasa takut atau panik menerima pukulan.
Victor Bender, salah satu rekan berlatihnya sejak usia 12 menyatakan bahwa Cassius dengan cepat menguasai teknik bertinju dan menjadikan gerakannya sangat natural.
Menurut cerita teman-temannya semasa SMA, Cassius begitu giat berlatih dan sangat mencintai tinju, sampai-sampai ia sering berangkat sekolah sambil berlatih berlari mengejar bus sekolah.
Cassius yang sejak awal ingin menjadi juara dunia terus melanjutkan latihan tinju, walau Bender kemudian beralih ke olahraga bola basket. Pada usia 18, Cassius yang menjadi petinju amatir telah memenangkan enam kejuaraan Kentucky Golden Gloves dan dua kejuaraan nasional Golden Gloves.
Pada musim panas 1960 setelah kelulusan SMA, Cassius yang sudah memenangkan 100 pertandingan dan hanya 8 kali kalah, mewakili Amerika Serikat di Olimpiade Roma, dan berhasil membawa pulang medali emas.
Setelah kemenangan itu, Cassius menjadi petinju profesional, dan mengubah namanya menjadi Muhammad Ali.
Walau sepeda dan pencurinya tidak pernah ketemu, Cassius Clay alias Muhammad Ali justru menemukan jalan yang kemudian mengantarnya menjadi juara dunia paling dikenal sedunia. (Reuters/ABC News/kompas.com)