Gerhana Matahari Total 2016
Terlihat Jelas, Warga Ciganitri Lihat Gerhana Gunakan Piringan Disket
Tadi pas puncaknya terlihat seperti bulan sabit, mataharinya. Saya kira akan terjadi gerhana matahari total.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Kisdiantoro
BOJONGSOANG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Warga Kampung Ciganitri, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, mengamati gerhana matahari menggunakan sejumlah media, di antaranya piringan disket atau floppy disk, alat penyimpan data komputer yang menjadi ikon penyimpanan data sampai saat ini.
Warga Ciganitri, Hana Zainab (24), mengatakan piringan hitam di dalam disket ini dikeluarkannya demi untuk melihat proses gerhana secara aman. Tentunya, disket tersebut harus dirusak terlebih dulu untuk mengeluarkan piringan hitamnya.
Dilihat secara langsung, piringan hitam ini tidak tembus pandang laiknya kaca mata hitam. Namun saat piringan disket diarahkan ke matahari, bulan yang menutupi sebagian matahari ini terlihat sangat jelas, berwarna kemerahan.
"Tadi pas puncaknya terlihat seperti bulan sabit, mataharinya. Saya kira akan terjadi gerhana matahari total. Sebelumnya pernah waktu SD lihat gerhana matahari pakai piringan disket juga. Kalau sekarang disket tidak dipakai lagi, drivernya juga sudah tidak ada," kata Mahasiswi Teknologi Informasi ini yang tengah mengamati gerhana tersebut.
Puncak gerhana matahari ini terjadi sekitar pukul 07.20. Sedangkan bulan mulai menghalangi matahari sekitar pukul 06.30, dan berakhir 08.30. Dengan demikian, warga masih bisa mengamati gerhana matahari sebelum atau setelah melaksanakan salat gerhana di sejumlah masjid.
Di Masjid Assaadah di Kampung Ciganitri, ratusan warga memadati ruang utama masjid. Baik pria, perempuan, maupun anak-anak, bahkan sampai memadati aula madrasah dan teras masjid. Salat sunah gerhana dimulai sekitar pukul 07.30. Sebelumnya jamaah bertakbir, sedangkan setelah salat warga mendengarkan khutbah.
Sambil mendengarkan ceramah, jamaah masjid tersebut menikmati sajian makanan ringan tradisional yang dibagikan oleh warga yang bersedekah. Sebelum atau setelah salat, warga pun meneropong ke arah matahari menggunakan sejumlah media sederhana, seperti kacamata hitam, piringan disket, kacamata hitam, negatif foto, sampai wadah berisi air. (Sam)