Wisata Jabar
Indahnya Ber-Selfie di Danau Berwarna Biru dengan Air yang Jernih
Situ berwarna biru, airnya terlihat jernih, hingga bebatuan dan dasar situ pun bisa terlihat.
Penulis: Deddi Rustandi | Editor: Dedy Herdiana
"Kendaraan tak bisa masuk ke lokasi situ Cilembang karena jalanya curam dan kalau hujan licin," katanya.
Belum ada karcis tanda masuk hanya sebuah dus saja dipasang dan bertusliskan sumbangan untuk pemeliharaan.
"Bayarnya seikhlasanya saja begitu juga dengan parkir," katanya.
Warga yang datang harus jalan kaki sejauh 200 meter menuruni jalan yang curam dan sudah diplester beton dari jalan aspal.
Warung dadakan yang dibuka warga bertebaran dan menjajakan makanan.
Sejak Dulu untuk Kebutuhan Air Bersih
"Sejak dulu sumber mata air ini ada. Dari cerita kakek saya, Ki Rasta yang meninggal tahun 2003 lalu saat usianya lebih dari 100 tahun menyebutkan dari dulu sudah ada dan dipakai keperluan air bersih serta untuk air ke sawah," kata Unang.
Menurutnya, selain dipakai air bersih dan pengairan sawah, air Cilembang juga banyak yang mengambil dan dipakai untuk obat.
"Biasanya yang datang dari Indramayu itu membawa air memakai botol minuman kemasan dan katanya untuk obat awet muda," katanya sambil tersenyum.
Unang menyebutkan, Situ Cilembang sebelumnya lebih luas dari sekarang.
"Hanya saja tahun 1982, bukit batu longsor dan menimbun kawasan sumber mata air sehingga saat ini ukuran berdiameter 25 meter," katanya.
Air berasal dari selokan di atas bukit kemudian masuk ke sela-sela batu dan menyaringnya sehingga air di Cilembnag itu tetap jernih. Suara gemuruh air yang masuk ke sela bukit batu terdengar sangat jelas.
TRIBUN JABAR/DEDDI RUSTANDI
"Saat musim kemarau, sumber mata air ini tak pernah surut. Bahkan saat musim hujan juga debit airnya tetap saja seperti sekarang dan air tetap jernih," katanya.
Warga yang datang kebanyakan penasaran setelah melihat foto yang bertebaran di media sosial.