Rumah Ambruk

Gara-gara Ditutup Beton, Warga Baru Tahu Aliran Sungai Sudah Berkelok-kelok

Waktu itu bagian atas sungai itu ditutup beton dan diurug tanah setinggi tiga meter.

Penulis: cis | Editor: Kisdiantoro
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
AMBRUK - Pekerja mengambil barang-barang yang masih bisa diselamatkan di salah satu rumah yang abruk di Jalan Giri Mekar Asri II, RT 01 RW 21, Kompleks Giri Mekar Permai, Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Senin (4/1/2016). Peristiwa yang terjadi Minggu (3/1/2016), sekitar pukul 18.30 WIB, saat hujan lebat tersebut mengakibatkan tiga unit rumah ambruk dan dua unit rumah di sekitarnya terancam ambruk. Ambruknya bangunan akibat permukaan tanah di bawah bangunan tergerus arus air sungai yang ada di belakangnya. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Tergerusnya pondasi dasar rumah di Kompleks Girimekar Permai blok A RT 1/21, Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, juga pernah terjadi pada 2014. Hal itu dialami rumah nomor 48 dan rumah nomor 84.

Namun kedua rumah tersebut tidak ambruk meski pondasi bawah bangunan kedua rumah itu tergerus air. Pantauan Tribun rumah nomor 48 dan 84 itu di ujung jalan. Kedua bangunan itu saling membelakangi. Di antara kedua rumah itu terdapat sungai dengan lebar sekitar 1 meter.

"Waktu itu bagian atas sungai itu ditutup beton dan diurug tanah setinggi tiga meter. Jadi kami tidak tahu aliran sungai di bawah itu seperti apa. Dan kami minta pengembang untuk membuka tutup sungai tersebut," ujar penghuni rumah bernomor 50, Ruly Setiawan (35), kepada Tribun, Senin (4/1/2016).

Ruly mengatakan, warga baru mengetahui aliran sungai yang mengalir di belakang bangunan itu tidak lagi lurus. Diduga debit air tak lagi tertampung lebar dan tinggi sungai sehingga menggerus kirmir. Alhasil air pun masuk ke celah-celah tanah dan merusak kirmir sehingga membentuk aliran sungai baru.

"Warga minta akhirnya meminta pengembang untuk segera memperbaiki kirmirnya. Tapi lambat menanggapi dan tidak total," ujar Ruly.

Tanpa disadari, lanjut Ruly, aliran air sungai juga telah membuat celah di bawah rumahnya selama musim hujan berlangsung akhir-akhir ini. Hal itu pun baru diketahui setelah rumahnya rubuh. Ia menyebut, bagian rumahnya berdiri di atas aliran sungai yang kedalamannya mencapai tiga meter.

"Waktu saya bangung pada 2008, nilai investasinya sekitar Rp 160 juta, sekarang nilainya hampir Rp 600 juta," ujar Ruly yang kini mengungsi di rumah tetangganya. Sedangkan istri dan anaknya masih berada di Yogyakarta. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved