Larangan Ojek dan Taksi Online
Ini Tanggapan Pengemudi Go-Jek Bandung Mengenai Sikap Kemenhub
AKTIVITAS kantor cabang Go-Jek Bandung terlihat normal.
Penulis: cis | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Simpang siurnya pelarangan Go-Jek Bandung membuat bingung para pengemudi ojek berbasis aplikasi online di Kota Bandung.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan melarang beroperasinya taksi dan ojek berbasis aplikasi online. Namun larangan yang mencuat kemarin itu tiba-tiba dicabut siang ini.
Seorang pengemudi Go-Jek, Dede Yusuf (22), mengaku tak mengetahui jika ada larangan beroperasinya profesi yang dijalaninya sejak tiga bulan lalu itu. Ia pun tak tahu kalau larangan itu ternyata sudah dicabut lagi.
"Sampai hari ini saya masih narik. Dari kantor Go-Jek juga belum ada pengumuman mau ditutup atau tidaknya. Jadi saya tetap narik orderan," ujar Dede saat ditemui di halaman kantor cabang Go-Jek Bandung, Jalan BKR, Jumat (18/12).
‪Dede sangat menyayangkan jika memang benar Go-Jek dilarang beroperasi. Pasalnya ia mendapatkan penghasilan tambahan dari profesi barunya tersebut. Kesehariannya, ia mengaku menjalankan bisnis rental play station di Jalan Karees, Kelurahan Samoja, Kecamatan Batununggal itu.
"Ada Go-Jek alhamdulillah buat nambah-nambah penghasilan sih kalau saya. Dua minggu sekali dapet lah Rp 100 ribu sampai Rp 400 ribu. Jadi tambahannya dari situ. Jangan sampai ditutup kalau bisa," kata Dede.
Hal berbeda diungkapkan Diman (25), pengemudi Go-Jek lainnya. Ia mengaku tak peduli dengan adanya larangan maupun tidak ada larangan. Ia pun berencana mengundurkan diri dari profesinya tersebut. Sebab profesi pengemudi Go-Jek yang hanya profesi sampingan.
"Awalnya bagus, tapi karena sekarang sudah banyak, orderan sepi. Makanya saya fokus ke pekerjaan utama saya sebagai penyuplai bahan industri. Makanya tidak begitu terpengaruh kalau Go-Jek ditutup pemerintah," ujar Diman ketika ditemui di kantor Go-Jek.
Kedatangannya ke kantor Go-Jek, lanjut Diman, pun untuk menyerahkan surat pengunduran diri. Harapannya, ia bisa segera mendapatkan akte kelahiran yang menjadi jaminannya sewaktu melamar ke Go-Jek Bandung.
"Selain minim order karena berebut, saya jadi sering minus. Soalnya saya jarang dapat order, tapi tiap hari harus bayar cicilan ponsel. Makanya saya pilih mundur saja ketimbang minusnya banyak," ujar Diman.
Berdasarkan pantauan Tribun, aktivitas kantor cabang Go-Jek Bandung terlihat normal. Terdapat puluhan sepeda motor terparkir. Selain itu sebanyak petugas kemanan dan aparat kepolisian yang berjaga-jaga di depan kantor tersebut. (*)
