Melamar Pekerjaan
Ups! Untuk Jadi Perawat di RSUD dr Slamet Harus Bayar Hingga Puluhan Juta Rupiah
"Di luar persyaratan yang harus dipenuhi itu, harus ada uang sebesar Rp 25 juta jika ingin lolos. "
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
GARUT, TRIBUNJABAR.CO.ID - Beredar kabar dugaan adanya uang pelicin agar bisa menjadi pegawai di RSUD dr Slamet Garut.
Saat ini RSUD dr Slamet tengah membangun gedung baru.
Kebutuhan pegawai pun belum mencukupi apalagi jika ruangan baru sudah difungsikan.
Salah seorang calon pelamar yang enggan disebutkan namanya, menyebut untuk bisa menjadi seorang perawat di RSUD dr Slamet harus membayar hingga puluhan juta rupiah.
Menurutnya, tawaran uang pelicin tersebut sudah banyak diketahui. Uang pelicin tersebut diakuinya diminta oleh salah seorang oknum pegawai rumah sakit.
"Tahun lalu saya juga sempat ikut tes dan masih seleksi tertutup. Di luar persyaratan yang harus dipenuhi itu, harus ada uang sebesar Rp 25 juta jika ingin lolos. Yang mintanya masih pegawai rumah sakit tapi tidak tahu jabatannya apa," ujarnya saat ditemui di salah satu restoran di kawasan Garut Kota, Selasa (17/11/2015).
Ia yang tak memiliki uang sebesar itu, akhirnya tak lolos seleksi.
Pada tahun ini, ia pun berniat mengikuti kembali seleksi.
Namun ia terkejut karena harus membayar sebesar Rp 50 juta jika ingin lolos seleksi.
Menurutnya, uang pelicin tersebut nantinya akan disetorkan ke salah seorang pejabat di rumah sakit.
Tuduhan tersebut disampaikan bukan tanpa alasan.
Pasalnya ia memiliki teman yang diterima menjadi seorang perawat di RSUD dr Slamet setelah memberikan uang sebesar Rp 25 juta.
"Saya tidak tahu uangnya dikasih ke pejabat mana. Tapi memang pada kenyataannya seperti itu. Yang minta uang Rp 50 juta itu masih pegawai cuma beda orang dengan yang tahun lalu," ucapnya.
Ia sangat menyayangkan adanya permintaan sejumlah uang kepada calon pegawai.
Seharusnya, pihak rumah sakit melakukan seleksi yang ketat agar bisa mendapatkan pegawai yang terbaik.
Bukannya memasukan pegawai hanya karena memiliki kelebihan finansial.
"Jadi tidak aneh kalau banyak warga yang mengeluh soal pelayanan di sana (RSUD dr Slamet). Karena penerimaan pegawainya saja memakai uang," katanya.
Ia berharap, jika ada penerimaan pegawai bisa dilakukan secara terbuka.
Kualitas pegawai pun harus bisa diperhatikan karena rumah sakit merupakan sentra pelayanan bagi masyarakat.
Tudingan uang pelicin untuk menjadi pegawai RSUD dr Slamet tersebut dibantah pihak rumah sakit.
Bahkan saat ini seleksi akan dilakukan pihak ketiga agar tak ada tudingan kecurangan dalam penerimaan pegawai.
Kabag TU RSUD dr Slamet, Bahtiar, menuturkan saat ini memang ada rencana penerimaan pegawai.
Mulai dari perawat, bidan dan staf rumah sakit.
Proses seleksi pun rencananya akan dilakukan oleh Universitas Padjajaran (Unpad).
"Kami ingin menghindari tuduhan kecurangan. Jadi menggandeng pihak luar untuk menyeleksi. Seleksi pun akan dilakukan dengan terbuka," ujar Bahtiar di ruang kerjanya.
Rencana menggandeng Unpad sebagai tim penyeleksi, tutur Bahtiar, hingga kini masih dalam tahap pencapaian kesepakatan.
Penandatanganan nota kesepahaman pun belum dilakukan.
"Tidak benar kalau ada yang menyebut kami memimta sejumlah uang biar lolos seleksi. Apalagi seleksi sekarang mau dilalukan sama Unpad," katanya.
Menurut Bahtiar, proses penerimaan pegawai pun belum dilakukan.
Pihak rumah sakit masih melakukan pembahasan terkait teknis penerimaan pegawai dengan Unpad.
"Saya imbau jangan percaya kalau ada oknum yang menawarkan jasa dan meminta sejumlah uang. Kami kerja sama dengan Unpad itu juga untuk menghindari hal seperti ini," ucapnya.
Bupati Garut, Rudy Gunawan, meminta kepada para calon pelamar untuk berhati-hati kepada calo.
Jika menemukan hal yang menyimpang saat proses seleksi, Rudy meminta untuk segera melapor kepadanya.
"Saya akan beri sanksi tegas kalau ada oknum pegawai yang meminta sejumlah uang. Laporkan kepada saya kalau ada yang seperti itu," kata Rudy di Kantor Bupati Garut.
Rudy pun akan mengumumkan melalui media terkait proses seleksi penerimaan pegawai RSUD dr Slamet.
Petugas penyeleksi juga berasal dari tim independen
"Tidak boleh kalau tidak terbuka. Memang belum diumumkan sekarang. Semuanya tidak tertutup biar tidak ada calo yang bermain. Timnya juga berasal dari Unpad," ujarnya
Rudy meminta agar masyarakat selalu berhati-hati terhadap calo yang meminta uang.
Jangan mudah percaya jika ada yang menjanjikan akan membantu.
Terutama hingga meminta uang puluhan juta rupiah.
"Dengan sistem terbuka ini, kami ingin menghindari adanya praktik calo. Semuanya harus sesuai tahapan seleksi dan syarat yang ditentukan," ucapnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/tangan-seorang-wanita-memegang-uang-seratus-ribuan-rupiah_20151118_184311.jpg)