Geng Motor
Perhatian, Purwakarta Darurat Geng Bermotor!
KABUPATEN Purwakarta Darurat berandalan bermotor.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
PURWAKARTA,TRIBUNJABAR.CO.ID - Kabupaten Purwakarta Darurat berandalan bermotor setelah dalam satu malam, Minggu (20/9/2015) satu orang tewas dan tiga orang luka-luka akibat aksi bengal berandalan bermotor (geng motor).
Polres Purwakarta menjamin kejadian serupa tidak terulang lagi.
Apalagi, sejak kejadian itu, mereka akan memberlakukan tindakan tegas terhadap para kawanan berandalan bermotor.
"Kami siapkan operasi besar-besaran untuk memberantas berandalan bermotor di Purwakarta," ujar Wakapolres Purwakarta Kompol Indra Gunawan di Mapolres Purwakarta, Senin (21/9/2015).
Korban tewas akhir pekan lalu itu bernama Mustofa (20), warga Kecamatan Pasawahan. Dia tewas setelah meloncat dari kendaraannya ketika dikejar tujuh berandalan bermotor di Jalan Ipik Gandamanah.
Sisanya, tiga orang korban luka bernama Tebi Taat Barkah (16), Rahman Ramadhan (16) dan Sumarna (13) ketiganya warga Purwakarta Kota, dibacok di lokasi dan pada kesmepatan yang sama.
Indra juga mengaku telah memanggil semua komunitas sepeda motor di Purwakarta.
Polisi mengajak mereka untuk ikut aktif memberantas berandalan bermotor.
“Kami juga meminta kepada klub motor untuk bersama-sama memberantas berandal-berandal motor yang sudah meresahkan masyarakat. Kami sudah memanggil mereka dalam rangka silaturahmi," ujar dia.
Lepas dari itu, setiap malam pihaknya menerjunkan puluhan anggota berseragam lengkap dan preman dan ditempatkan di sejumlah titik.
"Termasuk di Jalan Ipik Gandamanah. Mereka siaga 24 jam. Kami juga menghimbau warga agar berhati-hati jika keluar malam hari," ujar Indra.
Sebelumnya diberitakan, warga Kelurahan Tegal Munjul Kecamatan Purwakarta Kota Kabupaten Purwakarta, bernama Mustofa (20) tewas di jalan raya setelah dikejar tujuh berandalan bermotor, Minggu (20/9/2015).
Saat kejadian, sekitar pukul 01.00 dini hari Mustofa dan rekannya keluar rumah dengan maksud membeli makanan bersama rekannya, Deni (20).
Namun, di perjalanan, mereka berdua berpapasan dengan pemuda lain menggunakan tiga motor. Satu motor diantaranya ditumpangi tiga orang. Mustofa dan Deni pun menyalipnya. Tak berapa lama, mereka berdua mendengar suara gesekan di belakang mereka.