PT Kereta Api Indonesia
Pakar Trasportasi ITB Komentari Soal Pengaktifan 2 Jalur KA yang Mati
Menurutnya, yang terpenting dengan keberadaan kereta api di kedua kalur itu mampu menampung puluhan bahkan ratusan orang
Penulis: cis | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Pengamat transportasi ITB, Ofyar Tamim, mengatakan, diaktifkannya kembali dua jalur kereta, yakni jalur Rancaekek-Tanjungsari dan Cibungur-Tanjungrasa akan menjadi solusi untuk mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya.
"Pasti ya (mengurangi kepadatan. Red). Masalah kita sekarang kan pergerakan angkutan jalan raya yang padat karena volumenya tinggi dan kecepatannya yang berbeda. Dioperasikannya kembali, maka masalah kemacetan yang ada akan teratasi," kata Ofyar kepada Tribun melalui sambungan telepon, Selasa (8/9).
(Baca Juga: 2 Jalur KA yang Mati Siap Diaktifkan Tahun Depan)
Selain itu, lanjut Ofyar, PT KA tak perlu lagi membangun jalur baru lagi untuk mengubungkan empat wilayah tersebut. Sarana dan prasaran kedua jalur itu sudah ada karena dulu keberadaan jalur tersebut sangat dibutuhkan waktu itu.
Sedangkan mengadakan sarana dan prasarana baru tentunya akan menghabiskan biaya yang sangat besar terutama ketika membebaskan lahan.
"Kedua jalur itu dulu mati karena adanya jalan raya yang kondisinya waktu itu juga kosong. Sekarang sudah penuh maka kembali lagi ke kereta api. Makanya saya sangat mendukung sekali diaktifkannya jalur itu," ujar Ofyar.
Ofyar menilai, kereta api di kedua jalur tersebut akan menjadi sarana transportasi pilihan bagi masyarakat. Bahkan tak menutup kemngukinan juga bisa menjadi transportasi utama ketika mobilitas masyarakat cukup tinggi.
Menurutnya, yang terpenting dengan keberadaan kereta api di kedua kalur itu mampu menampung puluhan bahkan ratusan orang di setiap gerbongnya.
"Itu akan mengurangi penggunaan kendaraan melalui jalur darat. Apalagi kalau frekeunsi kereta api di jalur tersebut sangat tinggi tentunya sangat berpengaruh sekali," ujar Ofyar.
Ofyar pun menilai, keberadaan kereta api di jalur tersebut akan sangat membantu pengusaha angkutan umum.
Menurutnya, akan tercipta persaingan yang sehat dengan semakin banyaknya sarana transportasi. Sebab kedua sarana transportasi tersebut memiliki segmen yang berbeda dalam melayani masyarakat.
"Angkutan umum itu juga melayani masyarakat yang mobilitasnnya tinggi. Tapi karena macet itu juga merugikan pengusaha angkot. Tapi semakin banyak yang naik kereta api, banyak pula yang naik angkutan umum karena kendaraan pribadi di jalan juga berkurang. Jadi semakin baik sarana transportasi umum," ujar Ofyar. (*)