Kuliner Jawa Barat
Hmm. . . Lezatnya Mi Ayam Khas Ciamis, Mie Ayam Popo
MESKI cara penyajiannya sama dengan mi ayam pada umumnya. Namun Mie Ayam Popo beda dari yang ada.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
MESKI cara penyajiannya sama dengan mi ayam pada umumnya. Namun Mie Ayam Popo beda dari yang ada.
Terutama dalam pemilihan ayam.
"Kami hanya gunakan daging ayam kampung," ujar Kamil (47), pemilik jongko Mie Ayam Popo yang setiap sore sampai jelang tengah malam mangkal di ujung Jalan Tentara Pelajar, Kabupaten Ciamis.
Ayam kampung yang digunakan sebagai bahan utama Mie Ayam Popo ternyata bukan ayam kampung sembarangan. Kamil memilih ayam jantan (jago) ukuran berat 3 kg per ekor.
Ayam kampung tersebut setiap pagi dibelinya di Pasar Subuh Ciamis, dan disembelih sendiri di rumah. Gambar ayam jago juga jadi merek dagang Mie Ayam Popo yang digambar jelas di gerobaknya.
Setiap hari Mie Ayam Popo ini rata-rata menghabiskan 3-4 ekor ayam kampung per hari.
"Liburan lebaran kemarin sampai lima ekor per hari," katanya.
Setelah disembelih dan dibersihkan, karkas ayam kampung tersebut dipotong empat. Kemudian direbus tanpa bumbu.
Setelah matang, karkas ayam yang potong empat tersebut daging dipotong lagi dengan potongan kecil ukuran dadu.
Daging ayam yang sudah dipotong-potong kecil ukuran dadu tersebut direbus lagi.
Tapi untuk perebusan kedua ini daging ayam yang sudah dipotong-potong dilumuri bumbu-bumbu nerupa rempah-rempah hasil racikan sendiri.
"Daging ayamnya direbus dua kali. Setelah itu baru diberi bumbu-bumbu untuk siap saji. Bahan bumbu terutama rempah-rempah hasil takaran dan racikan sendiri. Untuk cabai rawit (cengek) saya hanya memakai cabai rawit hijau biar kelihatan segar dan menarik. Tentunya juga untuk sensasi rasa pedas," tutur bapak tiga anak ini.
Selain menggunakan daging ayam kampung yang disembelih sendiri, Mie Ayam Popo juga menggunakan mi buatan sendiri. Setiap hari Kamil membuat 9 kg mi tanpa bahan pengawet untuk melayani para pemburu mi ayam khas Ciamis tersebut.
Ia juga menggunakan caisin segar. Penikmat mi ayam kampung ini juga punya pilihan menambah sensasi rasa yakni saus merah segar dan acar (irisan mentimun, campur potongan cengek hijau dan bawang merah).
Lantaran harga ayam naik membubung, ayam kampung ukuran 3 kg yang biasanya Rp 90.000 per ekor naik jadi Rp 130.000 per ekor (menjelang Lebaran malah sampai Rp 170.000 per ekor) dan harga cabai rawit merah semakin meroket (kini Rp 80.000/kg) menurut Kamil ia pun terpaksa menaikan harga semangkuk mie ayamnya dari Rp 12.000 jadi Rp 13.000 per mangkuk.
"Kenaikan harga seribu rupiah setiap mangkuk, ternyata tidak dikeluhkan pelanggan. Omzet harian tak berkurang, rata-rata seratus mangkuk. Bahkan liburan Lebaran kemarin, Alhamdulillah sampai dua kali lipatnya," ujar Kamil.
Pemburu mie ayam (kampung) Popo buatan Kamil sekeluarga ini ternyata tidak hanya dari Ciamis saja, bahkan juga dari luar Ciamis.
Seperti dari Banjar, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Kuningan, bahkan yang banyak malah dari Bandung.
Setiap libur akhir pekan maupun hari libur lainnya, wisatawan-wisatawan asal Bandung yang baru pulang dari Pangandaran banyak yang mampir dulu untuk menikmati Mie Ayam Popo ini.
Para pelanggan mie ayam buatan Kamil ini pun rela menunggu bahkan antre. Kamil baru membuka jongkonya selepas Asar, sekitar pukul 17.00 baru ia melayani pembeli sampai menjelang tengah malam.
Seperti yang dialami Uyeng (26) asal Pataruman Banjar bersama istrinya, Dede yang tengah hamil 4 bulan.
"Ya lagi ngidam mi ayam, makanya mampir dulu ke sini," ujar Uyeng yang mengaku penggemar berat Mie Ayam Popo ini. (*)
Naskah ini bisa dibaca di edisi cetak Tribun Jabar, Selasa (11/8/2015). Ikuti berita-berita menarik lainnya melalui akun twitter: @tribunjabar dan fan page facebook: tribunjabaronline.
//
#TribunHealth #InfoKesehatanWanitaJANGAN TAKUT ! INILAH PENGOBATAN ALAMI KANKER PAYUDARA TANPA OPERASI YANG MEMAKAN...
Posted by Tribun Jabar Online on Sunday, August 9, 2015