Pilih Helm yang Bukan Asal Gaya

Fungsi helm yang utama ialah melindungi pengendara sepeda motor di jalan. Tetapi dengan berkembangnya jaman faktor keamanan dan kenyamanan tidak cukup. Ada istilah aman dan fashionable. Walaupun hujan atau panas di jalan harus tetap gaya. Bagi anak sekolah yang sudah bisa membawa kendaraan, faktor model sering menjadi pertimbangan utama. Sebagian disesuaikan dengan tipe kendaraan yang dipakai.

Seperti Hendy (18), siswa SMK 8 Bandung memilih helm jenis retro. Jenis helm tersebut disesuaikan dengan kendaraan bermotor yang dipakainya. Sehari - hari ke sekolah, Handy memakai motor lawas.

''Karena motornya lawas, helmnya yang retro dong. Selain cocok atau serasi, menurutku terlihat vintage jika berkendara motor dan helmnya sama-sama lawas" ungkapnya.

Saat ini memilih jenis helm tidaklah begitu sulit. Banyaknya pedagang helm menggelar lapaknya di pinggir jalan. Selain itu banyak juga yang berburu helm jenis tertentu melalui internet. Memang dengan perkembangan internet berbelanja tidak harus keluar rumah.

Beda dengan Handy, Sidik (17) memilih jenis helm berdasarkan keamanan dan kenyamanan. Faktor fashion atau tampilan tidak menjadi acuan utama. Baginya buat apa gaya tapi ga aman.

"Aku memilih jenis yang biasa aja atau sering disebut half face dan full face. Pertama motorku ga cocok dengan model bogo (retro). Selain itu helm model retro tadi kebanyakan nggak ada kacanya. Jadinya pas berkendara kurang nyaman dan wajah sering terkena debu. Apalagi pas ujan, air hujan kayak nusuk wajah gitu," kata Sidik.

Sidik juga menambahkan saat ini banyak model helm yang menyerupai buah tampilannya, seperti semangka dan melon. Alasanya mungkin biar terlihat gaya atau segar kayak buah - buahan di terik siang.

"Aku rasa helm semangka atau melon lucu sih idenya. Tapi jangan kayak kartun, jadi kelihatan norak. Harusnya lebih real, sehingga pengendara lain bisa ngerasanya itu kayak buah beneran," lanjutnya.

Terakhir guys, dalam memilih helm faktor utama yang harus diperhatikan tentu saja adalah keamanan. Jangan karena mau gaya keselamatan malah diabaikan. Seperti pesan Sidik, buat apa gaya kalau akhirnya celaka. (tj1)