Kerap Telan Korban, Warga Minta Tanjakan Panganten Diperbaiki

LOKASI yang berada di kawasan Kampung Tagogan, Desa Pananjung, Kecamatan Pakenjeng itu hampir setiap tahun terjadi kecelakaan maut.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
DOKUMENTASI / WARTA KOTA
illustrasi. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

GARUT, TRIBUNJABAR.CO.ID  - Warga meminta pemerintah segera memperbaiki infrastruktur jalan dan penerangannya di kawasan Tanjakan Panganten. 

Lokasi yang berada di kawasan Kampung Tagogan, Desa Pananjung, Kecamatan Pakenjeng itu hampir setiap tahun terjadi kecelakaan maut.

Tokoh warga Kecamatan Pakenjeng, Ade Manadin, mengatakan Tanjakan Panganten dan kawasan Halimun memiliki kecuraman jalan dengan sudut sampai 45 derajat. Hal ini diperparah dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok dan kian menyulitkan pengendara.

"Kalau malam, sudah pasti jalan itu sangat gelap karena kurang penerangan. Kebanyakan kendaraan yang mengalami kecelakaan adalah yang dari arah Garut menuju Bungbulang atau Pakenjeng. Jalannya menurun curam dan berkelok," kata Ade, Jumat (24/4/2015).

Ucapnya, kendaraan yang mengalami kecelakaan di tanjakan ini biasanya keluar dari badan jalan karena melaju dengan kecepatan tinggi di turunan tersebut dan tidak siap menghadapi tikungan tajam. Akhirnya, kendaraan masuk ke jurang dengan sungai yang mengalir di bawahnya.

"Kami meminta jalan tersebut direkayasa sehingga tidak terlalu curam atau berbelok tajam. Selain itu, penerangannya harus ditambah. Ini semua demi keamanan para pengendara," katanya.

Hal serupa dikatakan tokoh warga Kecamatan Bungbulang, Imam Nugraha. Ujarnya, warga kesulitan berkendara di Tanjakan Panganten, terlebih saat malam hari atau turun hujan.

"Kalau dari arah Bungbulang ke Garut mungkin tidak masalah karena kondisi menanjak. Kalau dari arah sebaliknya sangat sulit karena harus menurun curam. Kalau hujan pasti licin jalannya," kata Imam.

Tidak semua pengendara mengetahui kondisi tanjakan tersebut, katanya. Warga yang biasa melalui Tanjakan Panganten sehari-hari, ujar Imam, mungkin sudah terbiasa dengan kondisi jalan ekatrim tersebut. Namun, lain halnya dengan warga yang belum pernah melewati tanjakan tersebut.

"Sudah cukup banyak papan peringatan kawasan rawan kecelakaan di tanjakan itu. Ada penerangan jalan di beberapa titik. Namun, tetap kurang karena tanjakan ini cukup panjang dan membutuhkan pengaman lebih banyak. Terutama marka jalan," katanya.

Sebelumnya pada 8 Desember 2013, sebuah minibus yang mengangkut rombongan mempelai pengantin pria terperosok ke jurang saat melewati Tanjakan Panganten. Akibatnya, seorang penumpang meninggal dunia, satu luka berat, dan 16 penumpang luka sedang serta ringan.

Minibus bernomor polisi R 1403 DA ini melaju dari Kabupaten Banyumas, melewati Kecamatan Cikajang menuju Rancabuaya di Kecamatan Caringin, yakni tempat tinggal mempelai wanita sekaligus lokasi rencana pesta pernikahan.

Saat kejadian, jalan tersebut sangat gelap karena tidak memiliki lampu penerangan jalan. Saat menuruni jalan yang curam dan berkelok, tiba-tiba rem kendaraan tersebut blong dan akhirnya tidak dapat dikendalikan.

Pada 4 Januari 2014, kecelakaan maut kembali terjadi di Tanjakan Panganten, menimpa sebuah truk yang masuk ke dalam jurang. Kernet truk pengangkut bahan bangunan itu meninggal dunia sedangkan sopirnya mengalami luka berat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved