Leisure
Ibu-ibu di Cirebon Berlomba Bikin Gulai Enak dan Lezat
IBU-ibu PKK dari beberapa kelurahan di Kota Cirebon mencoba memopulerkan kembali gulai, Sabtu (9/8/2014) di Alun-alun Kejaksan, Kota Cirebon.
Penulis: roh | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
SEBAGAI salah satu kuliner Nusantara, gulai tentu bukan sesuatu yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Makanan berkuah tersebut cukup mudah ditemukan, meski popularitasnya agak meredup setelah banyaknya makanan asing masuk ke Tanah Air.
Ibu-ibu PKK dari beberapa kelurahan di Kota Cirebon mencoba memopulerkan kembali gulai, Sabtu (9/8/2014) di Alun-alun Kejaksan, Kota Cirebon. Mereka berlomba bikin kreasi gulai yang enak dan menggugah selera di acara bertajuk Festival Gemar Makan Gulai (Gemulai) yang diselenggarakan PT ABC President Indonesia.
Seperti kelompok ibu dari Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kejaksan, misalnya. Mereka bikin gulai dari tulang sapi dengan kuah yang pedas. Saking pedasnya, kuah gulai yang berwarna kuning pun menjadi kemerahan karena komposisi cabai yang lebih banyak.
Gulai tulang sapi pedas pun disajikan dengan taburan daun bawang dan bawang goreng. Alhasil, rasa dan aromanya langsung menggugah selera. Apalagi gulai tulang sapi pedas disajikan saat waktu makan siang. Hmm, rasanya jadi lebih maknyos.
Sementara itu, kelompok Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti lebih memilih memadukan daging sapi dengan nangka muda sebagai bahan dasar gulai. Daging sapi yang super empuk dengan kuah yang lebih kental, bikin gulai kreasi ibu-ibu dari Kelurahan Kecapi tersebut beda dari yang lain.
"Kami memang sengaja kuahnya lebih kental karena gulai memang harus kental. Terus daging sapinya juga empuk karena kami rebus lebih lama," kata Nurhasanah, perwakilan dari Kelurahan Kecapi.
Menurut Nurhasanah, cukup mudah cara bikin gulai. Namun diakuinya, ia dan keluarga jarang menikmati gulai karena kuahnya yang bersantan. "Paling bikin dan makan gulai jika Lebaran atau pesta saja, hari-hari biasa jarang sekali," ujarnya. (roh)