Dari Masjid ke Masjid
Sempatkan Tadarus di Sela-sela Berdagang
PRIA yang kesehariannya berjualan buah-buahan di Pasar Kordon ini memang kerap datang ke masjid ini untuk melakukan ibadah salat.
Penulis: dra | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
HUJAN deras mengguyur Kota Bandung, Sabtu (19/7/2014) sore, membuat pengendara sepeda motor berhenti sejenak dan mencari tempat berteduh. Salah satunya di Masjid Agung Buahbatu, persis di kawasan Pasar Kordon, Ciwastra.
Masjid yang tampak megah itu dikunjungi masyarakat yang datang bukan hanya untuk berteduh, tapi juga melakukan ibadah seperti salat dan tadarusan. Deni Rosadi, warga Kelurahan Mekar, Kecamatan Baleendah, misalnya, mengisi waktunya menunggu buka puasa sekaligus menunggu hujan reda dengan membaca ayat suci Alquran.
Suara pria berusia 32 tahun ini terdengar hampir ke segenap penjuru Masjid. Meskipun banyak anak kecil berlarian ke sana-kemari, Deni tetap khusyuk membaca ayat demi ayat dalam Alquran tersebut.
Pria yang kesehariannya berjualan buah-buahan di Pasar Kordon ini memang kerap datang ke masjid ini untuk melakukan ibadah salat. Di bulan Ramadan, ia lebih intensif datang ke masjid untuk mengejar pahala di bulan suci ini.
"Kalau azan pasti saya ke sini. Kebetulan dagang juga di depan. Jadi diusahakan kalau setiap jamnya salat di sini," ujarnya kepada Tribun saat ditemui setelah bertadarus, Sabtu (19/7/2014).
Tak perlu waktu lama baginya untuk bertadarus, 15 menit sudah ia mengaji, dan hujan pun sedikit demi sedikit reda. Melihat hujan yang mereda, ia pun menyudahi tadarusnya dan langsung menyimpan Alquran ke dalam masjid dan bergegas menuju dagangannya.
"Bulan Ramadan ini bagus buat diisi dengan ibadah, sambil neduh saya tadarusan, bisa menghangatkan," katanya.
Selain Deny, Balek Setiaji (22) juga melakukan tadarus di masjid dengan luas sekitar 2.000 meter persegi ini. Di dalam masjid ia mengaji dengan menggunakan Alquran mini miliknya. "Tadinya mau ke Jalan Suci, tapi keburu kejebak hujan, jadi mampir dulu ke sini sekalian salat ya baca-baca Alquran aja," ujar perantau asal Kota Solo ini.
Pria berkacamata ini menuturkan sering mampir di Masjid ini untuk salat dan tadarus saat ia bepergian.
Karena itu, Alquran mini yang dimilikinya itu selalu terbawa olehnya. "Ya, kalau ngelewat terus kebetulan lewat sini, pasti mampir," ujar mahasiswa semester akhir ini.
Sama halnya dengan Deni, saat hujan sedikit demi sedikit reda, Balek pun menyudahi tadarusannya dan segera meninggalkan masjid untuk menuju tempat tujuannya.
Ketua DKM Masjid Agung Buahbatu, Haji Abdul Kholik, mengatakan, pihak masjid memang mempersilakan, bahkan membuka lebar-lebar pintu masjid bagi siapa pun yang ingin mengisi waktu puasanya dengan beribadah.
"Kalau yang sifatnya ibadah pasti kami membuka, silakan saja. Tapi kalau cuma untuk ngisi Ramadan dengan tiduran di masjid, itu jelas tidak boleh," ujarnya.
Untuk itu, pihak masjid pun sudah menyediakan berbagai perlengkapan bagi masyarakat yang ingin menunaikan ibadah seperti tadarusan dan ibadah yang lainnya.
"Kami sudah sediakan Alquran dan perlengkapan lainnya. Hanya saja, kan yang ke sini jarang juga buat tadarusan, tapi kami tetap menyediakan. Alquran pasti tersedia," katanya. (Dony Indra Ramadhan)
Selengkapnya, bisa dibaca di Harian Pagi Tribun Jabar, Senin (21/7/2014).