Kambing Bertanduk Lima Dimandikan Tiap Jumat

Sembari bersuara, kambing itu berusaha menyeruduk satu dari dua pria yang menahannya itu dengan tanduknya. Pohon pisang yang ada

Penulis: cis | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/Teuku M Guci Sjaifuddin
Kambing bertanduk lima milik Yanis Kosim (62) di RT 3/5 Kampung Pasir Sereh, Desa Sindangjaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Minggu (20/10). 

Oleh TEUKU MUH GUCI S

DUA pria berbadan tegap di RT 03/05 Kampung Pasir Sereh, Desa Sindangjaya, Kecamatan Ciranjang, terlihat sibuk, Minggu (20/10). Keduanya terlihat kewalahan menahan kegesitan seekor kambing dengan dua utas tali yang melingkari kepalanya.

Sembari bersuara, kambing itu berusaha menyeruduk satu dari dua pria yang menahannya itu dengan tanduknya. Pohon pisang yang ada di dekatnya pun tak luput dari kerasnya tanduk kambing itu.

Namun tak butuh waktu lama kambing itu untuk diam. Kambing itu menyerah lantaran gerakannya terbatas akibat tertahan dengan dua utas tali yang melingkari kepalanya tersebut. Tak lama berselang kambing itu pun menikmati rumput yang ada di sekitarnya.

Dari kejauhan, hewan bernama latin Capra aegagrus hircus ini memang terlihat seperti kambing pada umumnya. Berbulu putih tebal dan memiliki tanduk di kepalanya. Namun ketika didekati ternyata tanduk yang dimiliki kambing itu berjumlah lebih dari dua.

Tanduknya berjumlah lima. Tiga tanduk ada sebelah kanan dan dua tanduk di sebelah kiri kepala kambing tersebut. Adapun satu tanduk di sebelah kanan terlihat menjulur lurus ke arah samping. Dua tanduk lainnya melingkar seperti tanduk kambing pada umumnya.

"Tanduk yang dimiliki kambing ini seperti dan melambangkan sila dalam Pancasila, rukun Islam, dan jari tangan manusia yang jumlahnya lima," kata Yanis Kosim (62) pemilik kambing tersebut ketika ditemui Tribun di kediamannya, Minggu (20/10).

Selain keanehan tersebut, kambing milik Yanis ternyata berjenis kelamin betina. Menurut Yanis, seharusnya hanya kambing jantan saja yang biasanya memiliki tanduk. Masing masing tanduk itu pun memiliki panjang sekitar 20 cm. Karenanya banyak warga yang terheran-heran ketika melihat wujud asli kambing tersebut secara langsung.

"Memang belum banyak yang tahu. Tetangga pun belum banyak yang tahu. Tahu baru akhir-akhir ini saja setelah kambing ini saya bawa dari Bogor," kata Yanis seraya menyebut sudah empat bulan kambingnya itu dikandangkan di sebelah rumahnya.

Yanis memberikan nama kambingnya itu dengan julukan si Burik. Hal itu disebabkan kambing yang didapatkannya dari perkawinan kambing-kambing miliknya itu sudah terlihat galak sejak bayi. Menurutnya, sifat kambing itu terlihat berbeda dengan kambing-kambing lain yang dipeliharanya.

"Sejak kambing itu masih seusia anak kambing memang sudah ada benjolan lima di kepalanya. Makanya saya tidak kaget ketika berusia hampir dua tahun ini, ternyata betul si Burik memiliki lima tanduk," kata Yanis.

Kambing itu memang terlihat dalam kondisi sehat dan gemuk meski belum pernah diperiksa dokter hewan. Diakui Yanis, sebelumnya kambingnya dirawat di daerah Ciapus, Bogor. Ia mengeluarkan biaya sekitar Rp 2,5 juta untuk perawatan kambingnya selama dua tahun di daerah tersebut.

Namun perawat kambing yang masih keponakannya itu tak mengaku kewalahan menangani sifatnya yang galak. Itu sebabnya sebelum genap dua tahun kambing itu dikembalikan kepadanya.

"Kalau makan sih biasa seperti kambing pada umumnya. Tidak ada yang istimewa dalam perawatannya. Hanya saja memang setiap satu minggu sekali harus dimandikan. Si Burik dimandikan setiap Jumat, kalau tidak hari itu tidak dimandikan walaupun kotor," kata Yanis.

Dikatakan Yanis, kambing itu sempat ditawar Rp 30 juta ketika dibawa ke Kabupaten Garut. Namun  ia belum mau melepaskannya lantaran kambingnya memiliki keunikan tersendiri dengan jumlah tanduknya itu. Selain itu, menurutnya, angka lima merupakan angka keberuntungan bagi orang yang mempercayainya.

"Bukan tidak mau dijual, tapi saya ingin menjualnya jika setiap tanduknya dihargai Rp 10 juta. Karena kambing ini sangat unik dan mungkin jarang ada di Indonesia," kata Yanis.

Dikatakannya, orang terjauh yang pernah menawarnya adalah orang Jawa Timur. Namun ia tetap belum melepaskannya jika harganya belum sesuai dengan yang dipatoknya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved