Kecelakaan di Subang

Hasan Batal Berdagang di Jakarta

Dengan tubuh penuh lumpur, Saena (49) menggendong cucunya yang tidak berhenti menangis. Di sekelilingnya

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Januar Pribadi Hamel

SUBANG, TRIBUN -  Dengan tubuh penuh lumpur, Saena (49) menggendong cucunya yang tidak berhenti menangis. Di sekelilingnya  saudara-saudaranya dari Desa Citiu Sari Kecamatan Gara Wangin Kabupaten Kuningan.

Di sebuah masjid yang tidak begitu jauh dari kecelakaan lalu lintas yang menewaskan enam orang, itu Saena dan sembilan anggota keluarganya ditampung di masjid tersebut. Mereka ialah korban selamat dalam peristiwa bus menabrak tuk di Dusun Desa Mandalawangi Kecamatan Sukasari, Senin (15/7) sekitar pukul 16.40 WIB..

"Saya masih syok mas. Alhamdulillah saya dan keluarga, apalagi cucu saya ini masih selamat. Saat kejadian, saya peluk erat cucu saya enggak lepas," ujar Saena.

Hasan Abdullah (33), masih satu keluarga dengan Saena, dengan baju penuh lumpur yang sudah mengering, menceritakan bahwa ia dan 10 orang keluarganya berangkat dari Kuningan menuju Jakarta.

"Kami sekeluarga mau berdagang di Jakarta, di Jembatan Lima. Satu minggu setelah puasa, kami sudah biasa berangkat ke Jakarta untuk berdagang," ujar Hasan.

Ia mengatakan, selama 15 tahun, dirinya selama bulan puasa mencari peruntungan di ibu kota, dengan berjualan barang-barang yang bisa dijual. Mulai dari mainan, pakaian, perabotan hingga makanan.

"Istilahnya pedagang musiman. Selama 15 tahun ini, baru kali ini kami ngalami hal seperti ini. Syok  mas," ujar Hasan.

Di Jakarta, ia akan menetap di sebuah kontrakan kecil yang disewa sebesar Rp 600 ribu selama sebulan. Kontrakan tersebut, ia tinggali bersama anggota keluarga lainnya.

"Di Jakarta biasanya dua minggu. Setelah dua minggu itu, kami pulang lagi. Dan di Jakarta, kami tinggal ngontrak," katanya.

Barang-barang yang dibawa dari Kuningan, kata Hasan, umumnya pakaian yang akan dipakai selama di Jakarta. Untuk barang yang akan dijual pun, biasanya ia membelinya di Jakarta, di Pasar Baru atau di Pasar Senen.

"Kami ke sana cuma bawa pakaian dan modal uang saja buat modal. Belanja barangnya di Jakarta. Keuntungan yang bisa kami bawa pulang dagang di Jakarta itu besar mas, bisa Rp 8 juta sampai 10 juta-an lebih. Jadi, ya  menguntungkan. Apalagi, modalnya patungan," ujarnya. (men)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved