Jasad Agit Nyangkut di Kolong Jembatan
PAMEUNGPEUK, TRIBUN - Agit Nastiar (8), bocah yang hanyut saat mandi di Sungai Cisangkuy, Selasa (17/1) siang, akhirnya ditemukan sudah menjadi mayat dibawah kolong jembatan Sungai Cisangkuy, atau tepatnya di Kampung Waas, Desa Sukasari, Kecamatan Pameung
Penulis: Ichsan | Editor: Deni Denaswara
PAMEUNGPEUK, TRIBUN - Agit Nastiar (8), bocah yang hanyut saat mandi di Sungai Cisangkuy, Selasa (17/1) siang, akhirnya ditemukan sudah menjadi mayat dibawah kolong jembatan Sungai Cisangkuy, atau tepatnya di Kampung Waas, Desa Sukasari, Kecamatan Pameungpeuk, Kamis (19/1). Lokasi penemuan jasad korban berjarak sekitar 2 km dari lokasi tenggelamnya bocah itu di Kampung Sayang, Desa Rancatungku, Kecamatan Pameungpeuk.
Penemuan mayat bocah malang ini tak pelak menjadi duka mendalam bagi keluarganya. Nia Kurniati (40) ibu kandung korban tak henti meratapi kepergian anak kesayangannya itu. Berulang kali air mata menetes dari pipinya. Nia pantas bersedih, terlebih saat ditemukan tubuh anaknya sudah membengkak. Di bagian wajah terdapat luka-luka, serta hidung dan mulutnya mengeluarkan darah.
"Ini sudah takdir dari Yang Maha Kuasa. Kami sekeluarga sudah pasrah menerima musibah ini," ujar Nia di Pameungpeuk, Kamis (19/1).
Mayat korban ditemukan pertama kali oleh Asep Mulyono, anggota Tagana yang menjadi bagian dari tim pencarian tubuh korban. Selama dua hari terakhir, tim Tagana bersama aparat kepolisian dan warga setempat bahu membahu mencari tubuh korban.
Karena pihak keluarga menolak mayat korban untuk diautopsi, setelah diperiksa oleh dokter, jasad bocah periang itu kemudian diserahkan oleh petugas kepolisian ke pihak keluarga korban. Tak berapa lama kemudian, jenazahnya dimakamkan di TPU Kampung Sayang, berjarak sekitar 500 meter dari rumah korban.
Sebelumnya diberitakan, Agit Nastiar (8) warga RT 02/08, Kampung Sayang, Desa Rancatungku, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, hanyut terbawa arus air Sungai Cisangkuy, Selasa (17/1) sekitar pukul 11.30. Saat kejadian bocah malang itu tengah bermain bersama tiga temannya yakni, Dadan, Eja, dan Eji di sungai tersebut. (san)