Calon Jemaah Haji Asal Indramayu Meninggal Dunia, Satu Sebelum Berangkat, Satu Lagi di Pesawat

Menyikapi adanya calon jemaah haji (CJH) yang meninggal dunia, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu

Editor: Ichsan
Associated Press/Mosa'ab Elshamy
Jemaah haji mengeliling Ka’bah di Mekkah, Saudi Arabia. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Menyikapi adanya calon jemaah haji (CJH) yang meninggal dunia, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu turut berdukacita dengan adanya kejadian tersebut.

Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Indramayu, Munir Huda menyampaikan, ada dua CJH asal Kabupaten Indramayu yang meninggal dunia, keduanya termasuk dalam CJH kloter 41.

"CJH pertama meninggal karena sakit di rumah sakit, dan CJH kedua meinggal saat berada di pesawat," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com di Pusat Pelayanan dan Informasi Haji Terpadu (PUSPIHAT) Kemenag Indramayu, Senin (22/7/2019).

Dirinya menyampaikan, CJH pertama yang meninggal atas nama Eha Juleha (61) CJH asal Desa Gedangan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu.

Diceritakan Munir Huda, Eha Juleha meninggal pada Kamis, 18 Juli 2019 sekitar pukul 07.25 WIB atau beberapa jam sebelum pelepasan CJH dari Pendopo Indramayu.

Pelepasan CJH dari Pendopo Indramayu, disebutkan Munir Huda, yakni pada Kamis, 18 Juli 2019 pukul 19.15 WIB.

Hari Pertama Ujicoba Trayek Baru Angkot di Kota Cimahi Tetap Berjalan, Opang Minta Kaji Ulang

Sedangkan, CJH yang meninggal selanjutnya, yakni atas nama Sopardjo Rata Ilyas (76) asal Kertasmaya Indramayu.

Berdasarkan diagnosa ASFIXIA, disampaikan Munir Huda, Pada tanggal  20 juli 2019 pukul 01.00 WIB saat berada di pesawat Sopardjo Rata Ilyas masih dalam keadaan sadar dan tidak ada keluhan apa-apa.

"Pasien ini diberi puding bisa makan, tapi akral atau ujung dari ekstremitas (tangan dan kaki) hangat, dan merasa sesak," ujar dia.

Lanjut Munir Huda, pasien kemudian disarankan untuk beristirahat, tensin pasien saat itu yaitu 90/60 mmhg, namun denyutan nadinya kecil, yakni 90x per menit dengan respirasi atau pernapasan 20x per menit.

Selanjutnya disampaikan Munir Huda, dari cerita istri pasien pada pukul 04.00 WIB, pasien minum 2 teguk air putih dan tidak ada batuk sama sekali, setelah itu pasien tiba-tiba terdiam.

Harga Cabai Naik? Tanam Saja, Ini Cara Menanam Cabe Sederhana di Rumah

Setelah ada laporan dari jemaah yang duduk di sebelah pasien karena melihat pasien terdiam, tim medis langsung dilakukan pemeriksaan, dengan hasil akral dingin, nadi (-), SPO 2 atau nilai kadar saturasi oksigen dalam darah tidak terdeteksi oleh sensor.

Pasien saat itu segera dipindahkan ke kabin belakang dan dibaringkan, tim medis melakukan CPR 5 siklus atau resusitasi pada jantung pasien tapi tidak berhasil.

"Pasien pun dinyatakan meninggal pada pukul 04.20 WIB," ujar Munir Huda.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved