2 Orang yang Berangkatkan Tasini ke Arab Saudi Ditangkap, Dikenai Tindak Pidana Perdagangan Orang

Dua orang yang memberangkatkan Tasini ke Arab Saudi ditangkap. Tasini jadi TKW kemudian disiksa majikan hingga terancam lumpuh.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Eki Yulianto
Ketua Komunitas Baraya Urang Majalengka (BUM), Eko Alkaria menjenguk Tasini di RSUD Majalengka, Selasa (9/7/2019). 

TRIBUNJABAR.ID - Orang yang memberangkatkan Tasini, TKW asal Majalengka yang mengalami luka-luka setelah dianiaya majikannya, ditangkap oleh polisi.

Polisi menangkap dua tersangka terkait kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan korban Tasini.

Modusnya, Tasini dipekerjakan sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Tasini binti Wanta Cawas diberangkatkan oleh tersangka untuk bekerja di Arab Saudi.

Nahas, Tasini dianiaya majikannya di sana.

Ia mengalami luka berat dan terancam lumpuh.

"Untuk yang pertama korban atas nama Tasini, di mana Tasini ini mengalami luka berat karena yang bersangkutan dianiaya oleh majikan," ujar Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol Nico Afinta saat konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (16/7/2019).

Dari kasus ini, polisi meringkus dua tersangka yaitu H Mamun sebagai perekrut dan Faisal Fahruroji bin Muhammad Yakub Malik sebagai agen atau sponsornya.

Awalnya, korban direkrut oleh Mamun dan dijanjikan uang sebesar Rp 6 juta untuk bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Arab Saudi.

Kemudian, korban diantar kepada Faisal dan diberangkatkan ke Arab Saudi secara non-prosedural.

"Kemudian Tasini melapor ke kedutaan kami di sana kemudian kembali ke Jakarta," ujarnya di laman Kompas.com.

Kapolres Majalengka beserta ketua Bhayangkari menjenguk TKW asal Majalengka yang menjadi korban penganiayaan majikannya, Sabtu (6/7/2019).
Kapolres Majalengka beserta ketua Bhayangkari menjenguk TKW asal Majalengka yang menjadi korban penganiayaan majikannya, Sabtu (6/7/2019). (Tribun Jabar/Eki Yulianto)

Setelah melakukan penyidikan, aparat menemukan dugaan pelanggaran pada proses pengiriman Tasini sebagai PMI.

Aparat juga berkoordinasi dengan pihak KBRI setempat terkait proses hukum terhadap majikan yang melakukan kekerasan.

Menurut keterangan polisi, Mamun sudah merekrut sekitar 500 orang sejak tahun 2011 hingga 2019.

Ia meraup keuntungan sebesar Rp 40 juta per bulan.

Sumber: Kompas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved