Tahun 1925 Rudjak Ciherang Dijajakan ke Pekerja Proyek Rel Kereta Api Bandung-Ciwidey

Rudjak Ciherang Banjaran sudah ada sejak tahun 1925. Dulu Rudjak Ciherang dijajakan oleh generasi pertamanya

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Mumu Mujahidin
Rudjak Ciherang 2 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNJABAR.ID, BANJARAN - Rudjak Ciherang Banjaran sudah ada sejak tahun 1925. Dulu Rudjak Ciherang dijajakan oleh generasi pertamanya yakni Emak Empeuh (alm) dengan cara digendong menggunakan bakul.

Kini Rudjak Ciherang diteruskan oleh keluarganya yang memasuki generasi keempat, salah satunya Asep Rosadi (55). Selain oleh Asep, toko sederhana tersebut juga dikelola bersama anggota keluarga lainnya.

"Jadi dulu buyut saya menjualnya kepada pegawai proyek pembangunan rel kereta api jalur Bandung-Ciwidey sekitar tahun 1925. Jadi sudah 94 tahun," katanya, saat ditemui di tokonya, di Banjaran, Selasa (9/7/2019).

Menurutnya dulu Emak Empeuh menjajakan rujak ini dengan cara digendong menggunkan bakul. Dia menjajakannya ke pegawai-pegawai proyek pembangunan rel kereta api jalur Bandung-Ciwidey.

"Lanjut sama putranya Emak Haji Tarsih pada tahun 60 an, kemudian dilanjut oleh Ibu Siti Utama anaknya Bu Tarsih hingga tahun 90 an. Dan terakhir dari tahun 1993 sampai sekarang oleh kami generasi ke empatnya," tuturnya.

Oleh karena itu kesan tradisional sangat terasa saat memasuki toko sederhana yang berada di Jalan Soreang-Banjaran No 81, RT 03/10 Kampung Ciherang, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Berbeda dengan Habib Bahar Bin Smith, Sidang Habib Agil Yahya dan Habib Basit Iskandar Sepi Pendemo

Rudjak Ciherang 1
Rudjak Ciherang 1 (Tribunjabar/Mumu Mujahidin)

Bumbu rujak ini disajikan dalam sebuah wadah berukuran cukup besar seperti mangkuk terbuat dari gerabah. Kemudian terdapat daun pisang sebagai alas rujak yang disimpan dalam sebuah keranjang tradisional.

Selain itu terdapat lemari klasik tempat menjajakan produk oleh-oleh lainnya. Terdapat pula gentong tanah liat sebagai hiasan sehingga menambah kesan tradisional.

Asep mengatakan Rudjak Ciherang ini masih bertahan hingga saat ini, karena pihak keluarga masih mempertahankan cita rasa bumbu Rudjak Ciherang yang sangat khas.

Bumbu Rudjak Ciherang ini memiliki rasa dan aroma yang khas, karena telah ditambahkan irisan buah honje atau buah kecombrang di dalamnya.

Musim Lalu Perkuat Persib Bandung Kini Bela Persija Jakarta, Ini Kata Tony Sucipto Soal Laga Besok

"Bumbunya sama saja ada gula aren, asem jawa, garam, dan cabai, yang spesial dari dulu buyut saya memakai buah honje (kecombrang). Itu yang membedakan rasa dan aroma bumbu rujaknya," katanya.

Dari dulu hingga sekarang Rudjak Ciherang ini menjadi favorit masyarakat, khususnya ibu-ibu. Tidak hanya masyarakat setempat, Rudjak Ciherang ini juga digemari oleh masyarakat di luar Kabupaten Bandung.

Rudjak Ciherang 3
Rudjak Ciherang 3 (Tribunjabar/Mumu Mujahidin)

Banyak masyarakat pendatang khususnya wisatwan yang sengaja mampir ke toko Rudjak Ciherang untuk membeli bumbu rujak sebagai oleh-oleh. Para wisatawan ini biasanya mampir setelah berwisata ke Pangalengan, Rancabali dan Ciwidey.

"Kalau musim liburan biasanya banyak yang membeli, lebaran kemarin saja sampai 15 lusin cup (bumbu rujak). Belum yang beli dan dimakan disini," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved