Dedi Mulyadi Menilai Pernyataan Prabowo Soal Oposisi Harus Dihormati oleh Semua Pihak

Ketua TKD Joko Widodo-Maruf Amin wilayah Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, pilihan Prabowo Subianto

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
istimewa
Dedi Mulyadi 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua TKD Joko Widodo-Maruf Amin wilayah Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, pilihan Prabowo Subianto untuk menjadi oposisi pemerintah harus dihormati semua pihak.

Menurut Dedi Mulyadi, dari sisi aspek normatif, politik rekonsiliasi tidak diperlukan seusai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan Prabowo-Sandi.

"Kan koridornya sudah jelas ada partai pemerintah, partai oposisi. Kemudian pidato semalam Pak Prabowo sudah menyatakan bahwa akan menjadi partai oposisi, kita hormati," katanya saat dihubungi Jumat (28/6/2019).

Ketua DPD Partai Golkar Jabar ini mengatakan jika memilih menjadi oposisi, berarti Prabowo mengambil peran di luar pemerintahan. Yang sampai hari ini konsisten berada di luar pemerintahan adalah Gerindra dan PKS. "Nanti Demokrat saya enggak tahu sikapnya seperti apa," ujar Dedi.

Dedi menilai rekonsiliasi dimaksudkan untuk menurunkan tensi pendukung di level bawah kembali pada kedewaasan para pendukung. "Kan tergantung pemahaman, kalau pendukungnya memahami proses demokrasi, maka selesai," ujarnya.

Balita di Sumedang Terkena HIV/Aids, Tertular dari Orangtuanya, Kini Sudah 33 Orang Postif HIV/Aids

Dedi mengatakan pihak yang menilai pilpres sebagai pintu untuk memasukan agenda-agenda di luar agenda konstitusi kenegaraan, maka urusan ini tidak akan selesai meski keputusan MK mengikat dan final.

"Ya enggak akan selesai, karena pikiran ideologi. Kita hargai mereka. Caranya melalui demokrasi, tinggal bertemu di pemilu 2024. Karena dalam negara demokrasi ketidakpuasan disalurkan melalui kompetisi politik," ujarnya.

Mengenai masih adanya pihak-pihak yang mengambil peran oposisi ideologis karena ketidaksukaan pada figur Jokowi, Dedi mengaku tak perlu ambil pusing. Menurutnya mereka yang berada dalam kategori ini bukan melulu pendukung Prabowo tapi karena memang tidak suka dengan figur Jokowi.

“Menghadapi mereka tidak bisa dengan memperlihatkan keberhasilan pembangunan. Pak Jokowi bahagiakan saja mayoritas warga Indonesia, jika mayoritas bahagia yang tidak suka tidak lagi penting,” katanya.

Helikopter MI-17 Milik TNI AD Membawa 12 Orang Hilang Kontak di Papua, Pencarian Masih Nihil

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved