Kerusuhan di Jakarta

Politisi PAN Bara Hasibuan Duga Ada Donatur dalam Aksi 22 Mei dan Minta Polisi Selidiki Elite

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan menduga ada seseorang yang mendanai sejumlah orang dalam Aksi 22 Mei sehingga terjadi keru

Editor: Theofilus Richard
Kompas.com/Haryantipuspasari
Bara Hasibuan 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan menduga ada seseorang yang mendanai sejumlah orang dalam Aksi 22 Mei sehingga terjadi kerusuhan.

Ia juga meminta kepolisian menyelidiki dugaan keterlibatan elite politik di balik aksi tersebut.

Seperti diketahui, aksi yang terjadi di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) itu berakhir ricuh.

Bara Hasibuan menduga aksi tersebut tidak dapat dilepaskan dari konflik kepentingan dan motif politik.

"Jadi saya menyerukan bukan hanya dilakukan tindakan hukum terhadap pelaku di lapangan yang sudah ratusan orang ditahan. Tapi juga, orang-orang yang merupakan bagian dari elite yang mendesain ini semua dengan motif politiknya," ujar Bara Hasibuan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2019).

Dukung Jokowi Berujung Petisi Pemecatan dari PAN, Bara Hasibuan Mengaku Tidak Salah, Ini Alasannya

Jika merujuk pada pernyataan Menko Polhukam Wiranto dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Bara Hasibuan menilai ada orang kuat yang mendesain aksi unjuk rasa untuk kepentingam politiknya.

Selain itu, kata Bara Hasibuan, polisi juga sudah menemukan sejumlah kejanggalan seperti pengerahan massa dari luar Jakarta dan ditemukannya amplop berisi uang.

"Jadi jelas sekali ada pihak yang memberikan dana terhadap aksi tersebut. Jadi itu bisa dikatakan sebagai sebuah tindakan yang menyebar teror dan itu tidak bisa kita tolerir," ucapnya.

Di sisi lain, Menurut Bara Hasibuan, saat ini diperlukan tindakan tegas dari kepolisian agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

Ia mengatakan, ada kemungkinan strategi tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang tidak menerima hasil pemilu selanjutnya.

"Jangan sampai strategi semacam ini diulang lagi dan kalau tidak dilakukan tindakan hukum yang tegas maka bisa saja di pemillihan presiden berikutnya maka srategi semacam ini bisa diulang kembali. Ada pihak yang tidak puas dengan hasil kemudian melakukan aksi teror untuk menentang hasil tersebut," kata Bara Hasibuan. (Kompas.com/Kristian Erdianto)

17 Berita Hoaks dan 13 Disinformasi Warnai Aksi 22 Mei dan Kerusuhan di Jakarta

Rugi Rp 20 Juta Gara-gara Dijarah Saat Kerusuhan 22 Mei, Usma Dipanggil Presiden Jokowi ke Istana

Bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Usma Kembali Dapat Modal Usaha dan Oleh-oleh Baju

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved