Dukung Jokowi Berujung Petisi Pemecatan dari PAN, Bara Hasibuan Mengaku Tidak Salah, Ini Alasannya

Beberapa waktu lalu sempat heboh beredar kabar mengenai petisi pemecatan Wakil Ketua Umum PAN, Bara Hasibuan.

Editor: Theofilus Richard
Kolase Tribun Jabar/pan.or.id/Istimewa
Soal Petisi Dipecat dari PAN Karena Gara-gara Dukung Jokowi, Bara Hasibuan: Saya Tidak Salah 

TRIBUNJABAR.ID - Beberapa waktu lalu sempat heboh beredar kabar mengenai petisi pemecatan Wakil Ketua Umum PAN, Bara Hasibuan.

Petisi itu beredar melalui aplikasi pesan instan WhatsApp.

Selain Bara Hasibuan, dalam petisi tersebut terdapat juga nama-nama pengurus PAN dari pusat hingga daerah.

Wakil Sekretaris Jenderal PAN Soni Sumarsono mengatakan petisi pemecatan Bara Hasibuan muncul karena sikap politiknya berseberangan dengan PAN.

Diketahui, Bara Hasibuan mendukung Jokowi-Maruf Amin dalam Pilpres 2019.

Padahal, PAN telah mendeklarasikan untuk mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Melansir dari Kompas.com, Bara Hasibuan mengaku memang mendukung Jokowi-Maruf Amin.

Namun, sikap politiknya itu, kata Bara, tidak menyalahi aturan partai.

"Jadi saya merasa apa yang saya lakukan tidak salah ya. Saya lakukan ini semua untuk mengembalikan roh PAN itu sendiri," ucap Bara Hasibuan ketika dihubungi, Minggu (28/4/2019).

Ketum PAN Ketemu Jokowi, Sinyal Gabung Koalisi? Ini Penjelasan Zulkifli Hasan

Menurut Bara Hasibuan, hal yang dilakukannya sesuai dengan nilai-nilai dasar PAN ketika didirikan.

Seperti diketahui, Bara Hasibuan adalah salah satu pendiri PAN.

Ia mengaku memahami tujuan yang ingin dicapai PAN saat pertama kali berdiri.

Maka dari itu, Bara Hasibuan mengatakan sangat memahami bentuk pelanggaran terhadap AD/ART partai.

Dukungannya terhadap Jokowi bukan bentuk pelanggaran.

Ia juga tidak melakukan kampanye untuk Jokowi walaupun mendukung capres nomor urut 01 tersebut.

"Saya minta mereka semua ini belajar dulu sejarah sebelum mereka memberikan judgement kepada saya, penilaian atau tuntutan untuk meminta saya dipecat," lanjutnya.

Menurut Bara Hasibuan, petisi pemecatan dirinya kali ini bukanlah yang pertama.

Dalam petisi pemecatannya karena mendukung Jokowi, Bara mengatakan ditandatangani oleh pengurus yang bukan pendiri PAN.

Bara Hasibuan
Bara Hasibuan (Kompas.com/Haryantipuspasari)

Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Istana Negara, Pengurus PAN Tanggapi Beragam Termasuk Bima Arya

"Tidak ada satu pun yang tanda tangan itu ikut mendirikan PAN. Saya paham betul platform partai ini, saya ikut menulis platform partai ini, saya paham betul jiwa partai ini, soul partai ini," katanya.

Dihubungi di waktu yang berbeda, Soni Sumarsono mengatakan petisi pemecatan Bara beredar di internal PAN.

Soni mengatakan, kader yang berbeda sikap dengan partai harus mendapat sanksi tegas.

Menurutnya, elite partai seharusnya memberikan contoh yang baik.

Elite partai harus taat terhadap keputusan partai.

Selama ini, Bara Hasibuan memang kerap menunjukkan sikap berbeda dengan keputusan partainya.

Saat ada kader PAN di daerah yang menyatakan dukungan terhadap Jokowi-Maruf Amin, Bara Hasibuan justru cenderung membela mereka.

Tidak kampanye untuk Jokowi

Bara Hasibuan merasa tidak bersalah karena dukungannya selama ini kepada pasangan Jokowi-Maruf Amin tidak pernah dilakukan dalam bentuk kampanye.

"Saya kan tidak pernah berkampanye untuk Jokowi. Saya juga bukan bagian dari tim kampanye Jokowi," ujar Bara ketika dihubungi, Minggu (28/4/2019).

Menurut Bara, dukungannya kepada Jokowi adalah sikap pribadi. Dia tidak pernah mengatasnamakan partai dan tidak terlibat aktif dalam pemenangan Jokowi.

Ia juga merasa tidak melanggar aturan dan kesepakatan rakernas PAN.

"Saya selama ini sibuk dengan kegiatan saya di dapil. Saya sibuk berusaha memenangkan kursi saya di Sulawesi Utara. Jadi tidak ada yang dilanggar. Apa yang dilanggar?" kata Bara.

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional DPR RI, Tjatur Sapto Edy, Ketua DPP PAN, Bara Hasibuan, dan Wali Kota Bogor terpilih, Bima Arya (kiri-kanan) memberikan keterangan pers mengenai tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Kantor DPP PAN, Jakarta, Jumat (4/10/2013). Dalam kesempatan tersebut PAN mendukung KPK untuk terus memerangi korupsi dan menolak segala bentuk pelemahan kewenangan KPK.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional DPR RI, Tjatur Sapto Edy, Ketua DPP PAN, Bara Hasibuan, dan Wali Kota Bogor terpilih, Bima Arya (kiri-kanan) memberikan keterangan pers mengenai tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Kantor DPP PAN, Jakarta, Jumat (4/10/2013). Dalam kesempatan tersebut PAN mendukung KPK untuk terus memerangi korupsi dan menolak segala bentuk pelemahan kewenangan KPK. (TRIBUNNEWS / DANY PERMANA)

Bima Arya Terang-terangan Dukung Jokowi, Siap Dipecat PAN Karena Hal Ini

Bima Arya juga dukung Jokowi-Maruf Amin

Wali Kota Bogor terpilih, Bima Arya Sugiarto, secara terang-terangan mendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin pada pIlpres 2019.

Dukungan itu ditujukan secara terang-terangan oleh Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) dalam acara bertajuk 'Speak Up Satukan Suara' yang berlangsung di Puri Begawan, Jumat (12/4/2019) malam/

Bima Arya Sugiarto pun mengaku siap menerima segala konsekuensinya atas pilihannya itu meski sikap politiknya berseberangan dengan sikap partai.

"Insya Allah, saya siap dengan segala risikonya," kata Bima Arya Sugiarto, saat dihubungi, Sabtu (13/4/2019).

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto saat hadir dalam acara Speak Up Satukan Suara yang dihadiri ratusan pendukung Jokowi-Maruf Amin di Puri Begawan, Jumat (12/4/2019) malam
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto saat hadir dalam acara Speak Up Satukan Suara yang dihadiri ratusan pendukung Jokowi-Maruf Amin di Puri Begawan, Jumat (12/4/2019) malam (KOMPAS.com / RAMDHAN TRIYADI BEMPAH)

Bima Arya Sugiarto juga mengungkapkan kekecewaannya ketika hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN beberapa waktu lalu, partainya justru lebih memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Padahal, menurut dia, PAN adalah partai yang lahir dari rahim reformasi dengan platform nasionalis dan pluralis.

PAN, lanjut Bima Arya Sugiarto, adalah partai tengah yang menjunjung tinggi keberagaman.

Baginya, jika bicara soal platform partai, semestinya PAN menjatuhkan pilihan kepada Jokowi, bukan yang lain.

Sebab itu, Bima Arya Sugiarto memutuskan untuk menyampaikan secara terbuka soal pilihan politiknya itu pasca-lepas jabatan sebagai Wali Kota Bogor yang habis pada 7 April 2019.

"Pak Zul (Ketum PAN) sudah tahu kalau saya memilih berbeda dengan partai. Tapi karena ketika itu saya masih aktif sebagai kepala daerah, saya sampaikan tidak akan terbuka," ujarnya.

"Tapi hari ini, saya adalah warga biasa, bukan kepala daerah. Hari ini saya seorang kader partai yang memilih dengan segala risikonya untuk berbeda dengan garis partai. Saya meyakini PAN adalah partai tengah, yaitu partai yang menjunjung tinggi keberagaman," ujar dia. (Kompas.com/Tribun Jabar)

Soal Petisi Dipecat dari PAN Karena Gara-gara Dukung Jokowi, Bara Hasibuan: Saya Tidak Salah

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved