Pria Ini Selamat dari Ledakan Bom di Sri Lanka Gara-gara Barang yang Tertinggal di Kamarnya

Gara-gara terlambat sarapan, seorang pria bernama Kieran Arasaratnam, selamat dari ledakan bom yang menyerang tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka,

Editor: Theofilus Richard
(Imperial College via Daily Mirror) via Kompas.com
Kieran Arasaratnam, salah satu saksi mata yang menjadi korban selamat dalam peristiwa ledakan bom di Sri Lanka Minggu (21/4/2019). 

TRIBUNJABAR.ID, COLOMBO - Gara-gara terlambat sarapan, seorang pria bernama Kieran Arasaratnam, selamat dari ledakan bom yang menyerang tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019).

Arasaratnam, seorang profesor di Imperial College London Business School, tengah menginap di Hotel Shangri-La yang menjadi salah satu lokasi serangan.

Kepada BBC dan Daily Mirror, Arasaratnam mengungkapkan dia kembali ke Sri Lanka sejak terakhir kali dia bertolak ke Inggris dengan status pengungsi 30 tahun silam.

Dia kembali demi membantu peluncuran sebuah lembaga sosial setempat. Arasaratnam mengaku, dia tengah berada di kamar ketika mendengar suara seperti "guntur".

Arasaratnam mengatakan dia bakal terkena ledakan jika saja tidak kembali ke kamar untuk mengambil barangnya yang  tertinggal.

Profesor berusia 41 tahun itu awalnya meninggalkan kamar sekitar pukul 08.45 dan turun untuk sarapan.

Kelompok NJT yang Diduga Ledakan Bom di Sri Lanka Pernah Dukung ISIS

"Namun, sesuatu mengganjal di pikiran saya," ucapnya.

Ternyata, dia lupa mengambil kartu debitnya. Jadi, dia kembali ke kamar untuk mengambil dompetnya, membuka gorden, dan membalikkan tanda "Jangan Diganggu".

Saat itulah dia mendengar suara ledakan yang keras. Arasaratnam bergegas turun ke bawah melalui tangga darurat ketika mencium "bau darah di mana-mana".

"Segalanya sangat kacau. Semua orang berada dalam mode panik. Saya melihat ke kamar yang berada di sebelah kanan dan melihat ada darah di segala tempat," ungkapnya.

Arasaratnam berkata dia melihat ada orang yang membutuhkan perawatan karena mengalami luka parah, dan memperhatikan tamu lain mencari keluarga merka yang hilang.

"Sangat menyedihkan melihat anak-anak berlumuran darah. Saya meninggalkan Sri Lanka dengan status pengungsi 30 tahun silam. Saya tak menyangka bakal kembali melihatnya," terang dia.

Ledakan bom yang terjadi di delapan tempat seantero negara Asia Selatan tersebut, telah membunuh 290 orang dengan lebih dari 500 orang dikabarkan terluka.

Juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera menyatakan saat ini penegak hukum telah menangkap 24 orang yang berhubungan dengan insiden ledakan itu. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)

8 Ledakan Bom di Sri Lanka Diduga Bom Bunuh Diri, Pelaku Sempat Mengantre Makanan di Hotel

Teroris Ledakan 3 Gereja di Sri Lanka, Pemimpin Berbagai Negara Mengutuk Serangan Tersebut

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved