Babak Baru Kasus Bus Sekolah di Cianjur Mangkrak 3 Tahun, Ternyata Faktur Jual Beli Bus Hilang

Bus Sekolah di Cianjur yang tak dipakai selama 3 tahun memasuki babak baru. Ternyata form A faktur jual beli bus hilang.

Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin
Bus sekolah Cianjur mangkrak tiga tahun. 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Kasus bus sekolah keliling yang tiga tahun mangkrak di halaman belakang kantor Disdik Cianjur memasuki babak baru.

Setelah ditelusuri, ternyata form A faktur jual beli bus hilang.

Hilangnya faktur jual beli bus membuat proses pembuatan STNK terhambat.

Fakta baru tersebut diketahui setelah pejabat perizinan, Robi, yang saat pembelian bus menjabat sebagai Kasubag Penyusunan Progam di Disdik Cianjur mendatangi pihak dealer.

Robi menjelaskan awal pembelian bus sekolah keliling sampai mangkraknya bus tersebut.

"Saat itu saya menjabat sebagai Kasubag Penyusunan Program di Disdik, proses awal bus harus diadakan, karena atas prakarsa bupati melalui Kepala Dinas Perencanaan memang dilakukan secara top down," ujar Robi, Rabu (10/4/2019).

Robi mengatakan, tujuan mulia diadakannya bus sekolah keliling untuk meningkatkan taraf angka anak sekolah yang saat itu masih 6,1, maka dibeli bus yang didesain seperti kelas berjalan.

"Proses pengadaan bus dilakukan secara e-katalog, dilakukan oleh PPK barang datang langsung bayar, lalu setelah itu baru ada proses lelang karesori," ujar Robi.

Robi mengatakan, waktu itu sudah ditetapkan pemenang lelang karesori dengan pendukung Delima Jaya. Saat pembuatan surat keterangan ubah bentuk, kata Robi, ada mutasi dan rotasi jabatan.

Ia pun pindah menjadi Kabid di Dinas Perizinan.

"Sepengetahuan saya surat keterangan ubah bentuk sudah dikirim ke Dinas Pendidikan, namun karena saya sudah pindah maka saya tak mengetahui siapa yang menerimanya," kata Robi.

Karena masih merasa bertanggungjawab, Robi pun kembali menelusuri kenapa sampai STNK mobil bus sekolah tersebut tak keluar. Ia pun lantas menanyakan keberadaan surat keterangan jual beli kepada pihak dealer.

"Saya telusuri ternyata kendala ada di dealer antara karesori dan dealer, pihak dealer berargumen manajemen dealer berganti orang jadi masalah belum selesai, sampai kemarin saya memastikan kenapa itu masih belum keluar," kata Robi.

Robi merasa tak nyaman dengan mencuatnya kasus bus sekolah yang kini sudah menjadi polemik di masyarakat.

"Kami disangka membeli mobil bodong," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved