Tidak Benci Pelaku Teror di Selandia Baru, Ahmed Ingin Peluk Teroris yang Bunuh Istrinya
Dengan suara mantap, Farid Ahmed menegaskan bahwa dia tidak mempunyai kebencian apapun terhadap Brenton Tarrant.
TRIBUNJABAR.ID, CHRISTCHURCH - Dengan suara mantap, Farid Ahmed menegaskan bahwa dia tidak mempunyai kebencian apapun terhadap Brenton Tarrant.
Padahal, Tarrant adalah teroris penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang telah membunuh 50 jemaah, termasuk istri Ahmed.
Dilansir Daily Mirror Selasa (19/3/2019), Husna Ahmed memimpin puluhan perempuan dan anak-anak untuk keluar dari Masjid Al Noor ketika Tarrant menyerang.
• PM Selandia Baru Bersumpah Tidak akan Sebut Nama Teroris Karena Alasan Ini
• Puluhan Orang Berdemonstrasi, Aksi Solidaritas Kepada Umat Muslim di Selandia Baru [VIDEO]
Namun tatkala kembali untuk membantu suaminya melarikan diri, perempuan berumur 44 tahun itu ditembak dari belakang, dan tewas sebelum mendapat bantuan.
Adapun Ahmed berhasil melarikan diri dari masjid. Mengenakan kursi roda, dia mengenang kembali peristiwa yang terjadi saat Salat Jumat itu (15/3/2019).
Dia mengisahkan kembali kepanikan yang terjadi saat para jemaah berdesakan untuk keluar di tengah suara letusan tembakan, dan dia melihat korban baik tewas maupun keluar.
"Secara mental saya sudah mempersiapkan diri. Saya berkata ke diri sendiri untuk tidak panik dan tenang. Apa yang terjadi bakal terjadi," ujarnya.
Saat dia akhirnya melihat peluang untuk keluar, pria 59 tahun tersebut melakukannya secara tenang seraya bersiap jika saja dia ditembak dari belakang. Dengan tenang Ahmed menyelinap keluar dan masuk ke mobil yang diparkirnya di belakang masjid, dan tetap bertahan hingga penembakan berhenti.
Setelah ketegangan mereda, Ahmed memberanikan diri masuk ke masjid dan menyaksikan kengerian ketika korban tewas maupun terluka tergeletak.
"Saya mendengar seorang pria berteriak minta tolong agar saya membantunya memindahkan jenazah. Namun saya tak bisa melakukannya," kenangnya.
Polisi yang datang dan mengamankan lokasi kejadian segera meminta Ahmed untuk keluar, di mana dia diberitahu bahwa istrinya menjadi korban tewas.
Ahmed mengatakan, dia bisa saja menyiksa dirinya dan meratapi kematian sang istri. Namun dia menjadikannya sebagai pengalaman di masa depan.
• Brenton Tarrant, Pelaku Teror di Christchurch Selandia Baru Dipastikan Tak Idap Gangguan Jiwa
Kepada Tarrant, Ahmed memberi sebuah perkataan yang menyentuh di mana dia memaafkan Tarrant.
Bahkan menyebut si teroris itu sebagai 'saudara'.
"Saya menyayangi orang itu karena dia adalah manusia. Dia adalah saudara saya. Saya tidak mendukung apa yang dilakukannya karena caranya salah," kata Ahmed.
Dengan tegar, dia menjelaskan mungkin saja Tarrant melakukan aksi teror itu karena pria 28 tahun itu mendapat pengalaman yang mengubah hidupnya.
"Saya telah memaafkannya. Saya yakin jika istri saya masih hidup, dia bakal melakukan hal yang sama. Saya sama sekali tak menaruh dendam," ujar Ahmed.
Bahkan, jika bisa bertemu secara langsung, Ahmed menegaskan bakal memeluk Tarrant.
Dia juga mengaku bakal memeluk ibu Tarrant dan menyebutnya bibi. Dia menuturkan setiap manusia pasti mempunyai sisi baik dan jahat.
Yang dia lakukan adalah mengeluarkan sisi baik daripada mengutuk dan mengadakan permusuhan.
"Beberapa orang mengatakan saya gila. Namun saya tak pura-pura. Jika ada kesempatan, saya bakal memeluknya secara langsung," katanya mantap. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)
• FBI dan 250 Tim Gabungan Selandia Baru Selidiki Kasus Terorisme di Masjid Selandia Baru
• WNI Korban Penembakan di Selandia Baru Jalani Operasi Kedua, Keluarkan Lima Peluru di Tubuhnya