Berburu Piringan Hitam di Pasar Antik Cikapundung, Kualitas Suaranya Lebih Jernih

Berburu piringan hitam di Pasar Antik Cikapundung. Harganya antara Rp 50 ribu sampai 350 ribu.

Tribun Jabar/Putri Puspita Nilawati
Tampilan piringan hitam yang sedang diputar menggunakan turn table. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tren piringan hitam tengah kembali ramai di kalangan generasi milenial. Berbagai jenis piringan hitam dengan berbagai genre pun bisa Anda temukan.

Kali ini Tribun Jabar menelusuri Pasar Antik Cikapundung, sebuah pasar yang menyediakan berbagai barang antik mulai dari pernak -pernik hingga adanya berbagai koleksi piringan hitam dan alat pemutarnya.

Lokasi barang antik ini berada di lantai tiga bangunan.

Bagi Anda yang pertama kali datang ke tempat ini dan datang sendirian tentunya akan merasa kebingungan karena keadaan tangga dan lorong yang terlihat sepi di beberapa lantainya.

Namun Anda akan merasakan hal yang berbeda ketika memasuki pasar antiknya. Lantunan suara musik menggema di beberapa sudut.

Barang-barang antik mulai dari lukisan, patung, dan pernak-pernik bisa Anda temukan di sini.

Walaupun kondisinya agak gelap, kedatangan Anda akan disambut dengan ramah oleh para penjual di area Pasar Antik Cikapundung.

Di beberapa sudut pertokoan, Tribun Jabar melihat beberapa penjual menghadirkan turn table dan piringan hitam.

Ketika menelusuri pertokoan, Tribun Jabar pun terhenti di toko The Barang Jadoel.

Toko ini menghadirkan berbagai barang unik yang merupakan koleksi dari sang pemilik yaitu Yoseph Tobing.

Yoseph Tobing mengatakan ia hobi mengoleksi barang-barang sejak duduk di bangku SMA.

Barang jenis apa pun ia koleksi yang kini menjadi barang yang banyak diincar oleh banyak orang.

"Awalnya ya saya hobi koleksi barang, lalu saya membuka penjualan online di instagram @the_barangjadoel dan sekarang sudah 5 tahun membuka toko di sini (Pasar Antik Cikapundung)," ujar Yoseph Tobing, Kamis (14/3/2019).

Yoseph Tobing.
Yoseph Tobing. (Tribun Jabar/Putri Puspita Nilawati)

Yoseph mengatakan alasan memilih menjual barang yang dikoleksinya bermula karena tidak mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved