Peneliti Ungkap Proses Tumbuhnya Bunga Bangkai, Pasti Banyak yang Belum Tahu
Tumbuhnya bunga bangkai (Amorphophallus titanum Bec) yang sensasional selalu mengundang rasa penasaran karena bentuknya yang tinggi besar dan aroma ba
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Tumbuhnya bunga bangkai (Amorphophallus titanum Bec) yang sensasional selalu mengundang rasa penasaran karena bentuknya yang tinggi besar dan aroma bau menyengatnya yang menyesakkan hidung.
Namun di balik itu semua ternyata masih ada rahasia lainnya yang dimiliki bunga bangkai yang belum banyak diketahui.
Para peneliti di Kebun Raya Cibodas, Cianjur, mengungkap rahasia yang dimiliki bungai bangkai raksasa kepada para pengunjung yang datang dan melihat koleksi bunga bangkai, Selasa (5/3/2019).
Rahasia pertama yang tak banyak diketahui ternyata bunga bangkai raksasa memiliki ribuan bunga kecil di dalamnya yang hanya bisa dilihat dari dekat jika jendela daun sudah terbuka.
"Bunga bangkai memiliki ribuan bunga kecil di dalamnya yang berwarna merah, sebenarnya bagian ini yang disebut bunga," ujar peneliti Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI, Destri.
• Bojan Malisic Berharap Fabiano Beltrame Segera Bergabung dengan Persib Bandung
• Lewat Yoga, Widya Bisa Sembuh dari Penyakit yang Membuatnya Sulit Beraktivitas
Destri mengatakan, kejadian mekarnya bunga bangkai jarang diketahui orang. Padahal, kata Destri, proses tersebut bisa disaksikan dengan menunggui dan merekamnya.
"Saat pertama kali mekar, bunga bangkai akan mengeluarkan asap, proses tersebut yang selalu ditunggu kami," katanya.
Destri mengatakan, proses keluarnya asap berlangsung cukup lama yakni setengah jam.
Berdasarkan pengamatan sebelumnya, kuncup bunga yang pertama kali mekar, muncul di akhir bulan Januari 2019.
Ia mengatakan, jumlah individu koleksi bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc) berjumlah 11 spesimen, satu di antaranya merupakan induk yang didapat dari hasil kegiatan eksplorasi di Sungai Manau Kawasan Taman Nasional Gunung Kerinci Seblat (TNKS), Sumatera pada tahun 2000, sedangkan 14 individu koleksi lainnya berasal dari biji pohon induk.
Destri mengatakan, memerlukan waktu relatif lama yaitu empat tahun untuk satu kali pembungaan karena bunga bangkai memiliki tiga fase siklus hidup yang terdiri dari fase vegetatif, dorman, dan generatif.
"Keberadaan jenis ini di Kebun Raya Cibodas sangat penting sebagai upaya pelestarian, penelitian, dan pengetahuan masyarakat luas," katanya.
Menurutnya, kelestarian A. titanum terancam sehingga dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 (Lampiran PP. No. 7/1999) dan termasuk tumbuhan langka di lndonesia (IUCN. 2000; Mogea et al., 2001).
Bunga bangkai memerlukan penyerbukan silang untuk membentuk biji, karena waktu masak bunga betina dan jantan tidak sama.