Banjir Bandang Pangalengan Akibat Alih Fungsi Lahan, Begini Kata Manajer Kebun Kertamanah PTPN VIII
Alih fungsi lahan milik PTPN VIII Kebun Kertamanah Pangalengan dari tanaman tegakan pohon kina ke sayuran menjadi penyebab longsor
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNJABAR.ID, PANGALENGAN - Alih fungsi lahan milik PTPN VIII Kebun Kertamanah Pangalengan dari tanaman tegakan pohon kina ke sayuran menjadi penyebab longsor dan banjir bandang di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, Jumat (1/3/2019).
Terkait hal ini, Manajer Kebun Kertamanah (Pangalengan) PTPN VIII Dedi Kusramdani mengatakan alih fungsi lahan berawal dari penjarahan lahan HGU (Hak Guna Usaha) milik PTPN VIII oleh oknum penggarap sejak awal 2008.
Akibatnya lahan seluas 591 hektare di Afdeling Puncak Gedeh Kebun Kertamanah Pangalengan berubah total dari tanaman tegakan kina menjadi tanaman sayuran jenis kol dan kentang. Hal ini akan mengubah struktur tanah menjadi gembur karena panen bisa dilakukan hingga 3 kali dalam setahun.
"Penggunaan mulsa (plastik) membuat run off-nya tidak terserap kalau ada hujan. Hal ini menyebabkan lapisan atas tanah terkikis oleh air yang mengalir menyebabkan longsor dan banjir," ujarnya melalui telepon seluler, Senin (4/3/2019).
Dedi menuturkan banjir bandang ini, atau meluapnya air dari Sungai Cibutung yang merupakan anak Sungai Cisangkuy ini kerap terjadi setiap tahunnya. Namun hanya limpas hingga ke permukiman warga saja tidak sampai ke jalan raya. Dan peristiwa banjir bandang terparah baru terjadi pekan lalu.
"Sebenarnya setiap tahun juga terjadi (luapan), namun yang terparah baru kemarin (banjir bandang)," katanya.
Selain menyebabkan banjir dan longsor, hilangnya pohon tegakan kina juga dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen di kawasan tersebut. Kondisi alam juga semakin panas (global warming).
• Korban Baru Pertama Kali Mendaki Gunung, Nekat Meski Peralatan Seadanya, Tewas di Gunung Tampomas
"Hal ini juga menyebabkan keuntungan negara dari hasil perkebunan juga menurun, karena aset negara juga ikut berkurang," .
Bergantinya ribuan pohon kina pada lahan seluas 591 hektar juga menyebabkan rusaknya habitat flora dan fauna yang sebelumnya hidup di kawasan tersebut karena kehilangan habitatnya.
"Kekayaan hutan semakin sedikit karena terputusnya mata rantai juga," katanya.
Prabowo: Punya Jalan Tol Bagus (tapi) Enggak Ada Bahan Bakar, Ya Terpaksa Pakai Kuda https://t.co/z4dxL9jIVg via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 4, 2019