Andi Arief Tersandung Narkoba

8 Fakta Andi Arief: Pernah Jadi Cawagub, Bikin Cuitan 7 Kontainer Surat Suara, Kini Terjerat Narkoba

Politikus yang menjabat sebagai Wasekjen Demokrat, Andi Arief kembali bikin geger publik Indonesia.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Istimewa
Andi Arief. 

TRIBUNJABAR.ID - Politikus yang menjabat sebagai Wasekjen Demokrat, Andi Arief kembali bikin geger publik Indonesia.

Kali ini, Wasekjen Demokrat, Andi Arief dikabarkan ditangkap di sebuah hotel di kawasan Slipi, Jakarta Barat, karena narkoba.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun TribunJabar.id, Wasekjen Demokrat, Andi Arief dikabarkan ditangkap oleh tim Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.

Penangkapan Wasekjen Demokrat, Andi Arief ini dikonfirmasi langsung oleh Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis, Senin (4/3/2019).

Dalam tulisan ini, dilansir dari berbagai sumber, TribunJabar.id akan memaparkan beberapa fakta mengenai Andi Arief. Apa saja? Simak selengkapnya:

1. Berasal dari Lampung

Politikus Andi Arief yang dilahirkan pada 20 November 1970 di Bandar Lampung merupakan putra dari pasangan Arief Mahya dan Mas Amah.

Andi Arief yang merupakan anak bungsu ternyata menyelesaikan sekolah dasar sampai menengah atas di Bandar Lampung.

Foto-foto Penggerebekan Andi Arief, Wasekjen Partai Demokrat Terjerat Narkoba, Ada Alat Kontrasepsi

Barulah Andi Arief merantau ke Yogyakarta pada tahun 1989 untuk berkuliah di Universitas Gadjah Mada.

Semasa berkuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Andi Arief dikenal sebagai aktivis mahasiswa.

2. Pernah Diculik

Selain dikenal rajin berdemonstrasi, Andi Arief merupakan Ketua Senat Mahasiswa Fisip UGM 1993-1994 dan Pemimpin Umum Majalah Mahasiswa Fisipol 1994-1995.

Tak hanya itu, Andi Arief rupanya termasuk satu di antara belasan aktivis mahasiswa yang diculik lantaran dianggap membahayakan rezim Orde Baru pada tahun 1998.

Dua bulan menjelang jatuhnya Soeharto, atau pada 28 Maret 1998, Andi Arief diculik di Lampung.

Kendati demikian, akhirnya Andi Arief menjadi satu di antara beberapa aktivis mahasiswa yang dilepaskan.

Organisasi bernama Solidaritas Mahasiswa untuk Demokrasi (SMID) adalah salah satu organisasi yang menaungi aktivitas politik Andi Arief pada tahun-tahun menjelang keruntuhan rezim Orde Baru.

3. Mantan Komisaris

Saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat sebagai presiden pada 2006, Andi Arief ditunjuk menjadi salah satu Komisaris PT Pos Indonesia.

BREAKING NEWS: Andi Arief Politikus Demokrat Ditangkap Kasus Sabu-sabu, Ada Foto Toilet Dibongkar

Namun, Andi Arief menyatakan mundur dari jabatan sebagai komisaris tersebut pada 2009, menjelang Pilpres.

4. Calon Wagub Lampung

Berpasangan dengan calon Gubernur Muhajir Utomo, Andi Arief pernah mencalonkan sebagai Wakil Gubernur Lampung.

Muhajir Utomo dan Andi Arief mencalonkan diri maju dari jalur independen pada 2008.

Sayangnya, Muhajir Utomo dan Andi Arief gagal memenangkan kontestasi pilkada tersebut.

5. Staf Khusus Presiden

Saat Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai presiden, Andi Arief rupanya pernah menjadi Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana.

Selama jadi staf khusus presiden itu, Andi Arief mengaku mengalami kesulitan, terutama dalam mengelola waktu.

Kendati demikian, Andi Arief ternyata juga mengaku mendapatkan pengalaman berharga selama menjadi staf khusus presiden.

Andi Arief mengatakan, dia adar bahwa ternyata tidak mudah memimpin dan mengelola negara berpenduduk 250 juta.

6. Sebut Prabowo Subianto Jenderal Kardus

Andi Arief pernah menyebut di Twitter-ya, Prabowo sebagai jenderal 'kardus'.

Jika merujuk pada ungkapan khas aktivis era 1990-an, isitlah 'kardus' ini berarti artinya tidak punya otak atau bodoh.

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahwa keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi, Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," cuit akun @AndiArief_ pada 8 Agutus 2018 pukul 21.29.

BREAKING NEWS: Politikus Partai Demokrat Andi Arief Ditangkap Polisi karena Sabu Sabu

Dia mengeluarkan cuitan itu, bermula dari kabar yang berembus bahwa Sandiaga Uno sudah 'membeli' PKS dan PAN seharga Rp 500 miliar sebagai mahar cawapres Prabowo.

PKS dan PAN langsung membantah tudingan itu.

Baik PKS ataupun PAN, juga kompak akan membawa tudingan Andi Arief itu ke jalur hukum.

7. Cuitan Tujuh Kontainer Surat Suara

Beberapa waktu lalu, Andi Arief yang merupakan pendukung capres-cawapres Prabowo-Sandiaga pernah bikin heboh soal cuitan tujuh kontainer surat suara.

Cuitan yang dimaksud adalah cuitan Andi yang meminta agar kabar tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos untuk pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dicek kebenarannya.

Andi Arief pun diduga menyebar berita bohong soal isu adanya tujuh kontainer yang membawa surat suara tercoblos pada Kamis 3 Januari.

Akhirnya, politikus tersebut dipolisikan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin ke Bareskrim Polri.

8. Ditangkap karena Narkoba

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief kini mendekam di dalam penjara setelah ditangkap polisi.

Politikus Partai Demokrat Andi Arief ditangkap polisi karena diduga mengonsumsi sabu-sabu di sebuah hotel di Slipi, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019).

Andi Arief Tuding PSI Dalang Tabloid Indonesia Barokah, Tsamara: Mau Dikirimi Kebohongan Award Lagi?

Dalam foto-foto yang beredar, ada foto kloset yang dibongkar.

Diduga, saat penggerebekan, Andi Arief dan temannya membuang sabu-sabu dan bong ke dalam kloset.

Sumber di kepolisian yang dihubungi Tribunnews hanya menjawab singkat ketika dimintai komentarnya, "Iya nanti dirilis"

Informasi yang didapat Tribunnews menyebutkan, pada hari Minggu, 3 Maret 2019 telah diamankan seorang pria yang diduga politikus Partai Demokrat an Andi Arief bersama dengan seorang wanita oleh Tim NIC Dittipidnarkoba Bareskrim Polri.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved