Warga Rancaekek Keluhkan Banjir yang Tak Kunjung Usai
Banjir yang kerap melanda wilayah Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, semakin dikeluhkan oleh warga yang tinggal di daerah langganan
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Banjir yang kerap melanda wilayah Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, semakin dikeluhkan oleh warga yang tinggal di daerah langganan bencana banjir itu.
Pantauan Tribun Jabar di Kecamatan Rancaekek, Senin (11/2/2019) pagi, salah satu titik di Kecamatan Rancaekek yang menjadi daerah langganan banjir adalah wilayah Perumahan Bumi Rancaekek Kencana, Kelurahan Rancaekek Kencana.
Banjir yang masih merendam ruas jalan di Perumahan Bumi Rancaekek Kencana, memiliki kedalaman bervariasi, mulai dari kedalaman 10 centimeter hingga 50 centimeter.
Titik terparah di Perumahan Bumi Rancaekek Kencana, yakni di Jalan Anggrek, Blok 1, kedalaman banjir mencapai sepaha orang dewasa.
Warga Perumahan Bumi Rancaekek Kencana, Rahmat (53), mengatakan, banjir yang terjadi di Kecamatan Rancaekek semakin parah dan kerap terjadi walau sebelumnya hanya diguyur hujan intensitas sedang.
"Sekitar tujuh tahun lalu, kalau hujan besar, banjirnya cuma semata kaki, sekarang sampai sepinggang," kata Rahmat di Perumahan Bumi Rancaekek Kencana, Senin (11/2/2019).
• Yuk Bikin Ladu, Makanan Tradisional Asal Malangbong Kabupaten Garut, Enak Legit
Tak hanya itu, kata Rahmat, banjir yang terjadi akhir - akhir ini pun, kerap surut dalam waktu lebih lama dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, sehingga menghambat aktivitas warga.
"Biasanya kalau hujan sore, banjirnya malam dan pagi sudah surut. Tetapi kalau sekarang tidak, bisa sampai dua sampai tiga hari," katanya.
Fakta Bos Tekstil dari Baleendah Tewas Dimutilasi di Malaysia https://t.co/T4NA2Jm4Jv via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 11, 2019
Warga lainnya, Neni Nuraeni (42), mengatakan, kalau ia berharap, permasalahan banjir yang kerap terjadi di Kecamatan Rancaekek dapat diselesaikan, sehingga tidak terus merugikan masyarakat.
"Katanya ada program Citarum Harum, semoga saja jadi solusi," katanya.