Gelar Pentas Wayang Golek, Dedi Mulyadi Ingatkan Pemimpin Contohi Sosok Semar
Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-Maruf Amin (Jokowi-Maruf) Jawa Barat menggelar Pagelaran Wayang Golek 4 Dalang Kondang
TRIBUNJABAR.ID- Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-Maruf Amin (Jokowi-Maruf) Jawa Barat menggelar Pagelaran Wayang Golek 4 Dalang Kondang di Lapangan Bola Jaban, Desa Kertasari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Sabtu (27/1/2019) malam.
Pagelaran wayang golek itu menghadirkan 4 dalang kondang, yakni Dadan Sunandar Sunarya, Wawan Dede Amung Sunarya, Apep AS Hudaya, dan Yudistira Manunggaling Hurip itu.
Ketua TKD Jokowi-Maruf Jabar Dedi Mulyadi mengatakan lewat pageran ini pihaknya ingin menghadirkan hiburan bagi masyarakat apalagi hiburan yang bermutu, semisal kesenian wayang golek kini sulit didapat.
"Sekarang untuk hiburan bermutu agak kurang karena mahal. Kebanyakan kan organ tunggal Rp 3 juta. Kalau wayang kan minimal Rp 60 juta, tidak terjangkau sama mereka. Ketika ada, pasti ramai," kata Dedi Mulyadi dalam rilis, Minggu (27/1/2019).
Selain ingin menghibur masyarakat, pihaknya juga ingin menyampaikan pesan-pesan moral yang terkandung dalam karya seni adiluhung tersebut.
• Bila Prabowo Subianto Jadi Presiden, Rocky Gerung: Saya Kritik 12 Menit Setelah Dilantik. Catat !
• Ridwan Kamil Ajak Warga Ikut Sumbang untuk Bangun Masjid di Gaza Palestina
Menurut Dedi Mulyadi, kesenian wayang sarat filosofi, satu di antaranya yakni kepemimpinan dalam berbangsa dan bernegara.
Dedi Mulyadi mencontohkan, sosok Semar dengan kuncungnya yang berjumlah 99 melambangkan Asmaul Husna dan jari telunjuk satu ke atas mengandung makna hidmat hanya pada Allah.

"Kuncung yang jumlahnya 99 itu kan melambangkan Asmaul Husna, telunjuk satu jari ke atas melambangkan hidmat pada Allah. Saat berjalan membungkuk, tidak pernah melihat ke kanan dan ke kiri, itu kan fokus," katanya.
Dedi Mulyadi yang juga dikenal sebagai budayawan tersebut melanjutkan, Semar merupakan sosok sufistik yang memiliki ilmu, tetapi tidak menyombongkannya.
"Dalam ceritanya dia itu kan (Semar) memiliki ilmu ketauhidan yang tinggi, hidupnya berserah diri. Bahkan dia juga kakaknya Batara Guru, tapi Semar lebih memilih menjadi Lurah di Desa Tumaritis dan petani di desa dibanding jadi penasihat di istana," kata Dedi Mulyadi.
Selain itu, meski berasal dari keluarga dewa, Semar lebih memilih tinggal di Marcapada (dunia) daripada di Khayangan.
Durian J-Queen Rp 14 Juta Per Butir, Sehari Dipajang Sudah Laku 2 Butir, Penemunya Orang Tasikmalaya https://t.co/Qfu4oNhOxn via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 26, 2019
"Semar meletakan diri menjadi alas kaki pemimpin. Kemudian pengabdiannya dilakukan secara tulus meski mendapat hinaan, cacian. Arjuna terpengaruh Dorna hingga membunuh Semar karena berbagai fitnah tapi dia tetap sabar dan bertani," katanya.
Pesan penting karakter Semar dalam bernegara saat itu, yakni jika muncul sosok seperti itu, maka negeri ini akan senantiasa tenteram karena masyarakat akan melihat keutamaan pemimpin dari akhlaknya.
"Pesan dari Semar itu seperti ulama yang tidak memperlihatkan diri. Ucapannya santun, dicaci maki tidak melawan, sabar, menasihati pemimpin dengan kearifan," tuturnya.